Inflasi Sulsel
Bawang Putih Penyebab Inflasi di Sulsel, Impor dari Tiongkok?
Saat ini, inflasi Februari 2020 mencapai angka 0,44 persen. Artinya, angka ini naik 1,07 persen dari bulan Desember 2019.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel merilis perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi di Kantor BPS Sulsel, Jl Haji Bau, Makassar, Sulsel, Senin (2/3/2020).
Kepala BPS Sulsel, Yos Rusdiansyah memaparkan rilis data untuk awal tahun 2020.
Saat ini, inflasi Februari 2020 mencapai angka 0,44 persen. Artinya, angka ini naik 1,07 persen dari bulan Desember 2019.
"Semua kota mengalami inflasi di Sulsel," kata Yos Rusdiansyah.
Inflasi paling tinggi terjadi di Bulukumba dengan 0,61 persen. Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Parepare, 0,02 persen.
Dari segi komoditas, bawang putih adalah penyebab inflasi paling tinggi yang mencapai 0,094 persen.
"Bawang putih ada kelangkaan, mudah-mudahan pemerintah bisa mengantisipasi. Mudah-mudahan bukan karena virus Corona," kata Yos.
Ia mengatakan, sampai saat ini belum terlihat dampak virus Corona.
Pada tahun 2018, Indonesia tercatat sebagai negara importir bawang putih terbesar di dunia. Fakta tersebut didapat dari kompilasi perdagangan luar negeri seluruh dunia yang dihimpun oleh UN Comtrade (lembaga PBB).
Thailand berada di posisi ke-2 dengan jumlah impor sebesar 74,9 ribu ton. Filipina dan Pakistan mengekor di belakang dengan jumlah impor masing-masing sebesar 74,6 dan 37,5 ribu ton.
Sebagian besar bawang putih impor yang masuk ke Indonesia tahun 2018 berasal dari China. Jumlahnya mencapai 580,84 ribu ton, atau setara dengan US$ 493,7 juta (Rp 7 triliun).
Sedangkan ada pula 1.684 ton yang datang dari negara Asia lainnya. Sebagian kecil, yaitu 464 ton juga ada yang datang dari India. Artinya, 99,6% bawang putih Indonesia berasal dari China.
"Puncak ekspor kita di bulan Desember, kalau mau dilihat apakah virus Corona berdampak maka itu bisa dilihat di bulan Februari 2020," katanya.
Ia menyampaikan, kebijakan di China membuat ada pabrik tak bekerja.
"Sehingga ekspor yang dikirim dari Sulsel maka pasti akan berdampak. Pemerintah China menyetop aktivitas di bandara dan pelabuhan," katanya.