Buaya Berkalung Ban
Tim dari Australia Turun Tangkap Buaya Berkalung Ban di Palu, Pakai Jebakan 4 Meter, Lalu Hasilnya?
Untuk melepaskan ban di leher buaya, ahli dan pemerhati buaya dari Australia, Matthew Nicolas Wright dan Chris Wilson, bergabung dengan tim satgas
Upaya melepaskan ban yang terkalung di leher buaya muara itu sudah dilakukan.
Namun, hingga saat ini, ban motor matic itu masih melingkar manis di leher buaya.
Operasi Sejak Kamis
Operasi penyelamatan buaya berkalung ban di Sungai Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), dimulai sejak Kamis (6/2/2020) masih belum membuahkan hasil.
Padahal, pencarian buaya itu sudah melibatkan petugas gabungan dari empat lembaga.
Yakni Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulteng dan NTT, Polair Polda Sulteng, serta petugas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Berbagai upaya telah dilakukan tim, mulai dari menyisir muara Sungai Palu dengan menggunakan perahu karet.
Kemudian mengumpan buaya dengan menggunakan ayam, hingga memasang jala di Sungai Palu yang dianggap sebagai titik yang kerap munculnya buaya tersebut.
''Tadi sempat masuk dalam pukat, tapi karena arus deras di bagian bawah sungai sehingga lolos lagi,'' kata Haruna, Kepala Seksi Wilayah I BKSDA Sulteng, Jumat (7/2/2020) lalu.
Selama dua hari evakuasi, buaya dengan lilitan ban di lehernya tersebut hanya terlibat kucing-kucingan dengan sejumlah petugas yang menyasarnya.
Buaya itu hanya muncul sekian detik ke permukaan, kemudian kembali memunculkan diri di tempat berbeda-beda.
Tidak hanya itu, menurut Haruna, salah satu kendala yang dialami oleh tim.
Yaitu banyaknya warga Palu yang menyaksikan secara langsung evakuasi tersebut sehingga menjadi kendala untuk penyelamatan buaya. '
'Karena baru buaya muncul sedikit saja sudah luar biasa teriakan,'' jelasnya.
Selama evakuasi, tim penyelamat buaya ini masih mencoba menggunakan metode harpun atau menombak buaya berkalung ban tersebut.