Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Filosofi Phinisi dan Kepemimpinan Bulukumba

Struktur geografi ini dengan sendirinya membentuk landasan kesejarahan, kebudayaan dan keagamaan yang heterogen dan tidak tunggal pada identitas

Editor: Sudirman
Ist
Siti Khadijah Budiawan 

Jika melihat lebih dalam prosesi dan filosofi pembuatan Perahu Phinisi Bulukumba, ada banyak nilai dan makna yang bisa menjadi kompas bagaimana menentukan arah sosok kepemimpinan bulukumba lima tahun yang akan datang.

Pertama, Pemimpin yang memahami fungsi dan posisi.Sebelum sebuah Perahu Phinisi dibuat, maka hal utama yang dilakukan adalah memilih jenis jenis pohon yang terbaik berdasarkan fungsinya.

Melakukan Pemotongan kayu yang disesuaikan dengan urat kayu agar kekuatannya terjamin, serta memulainya setelah semua kayu mencukupi.

Calon nakhkoda Kabupaten Bulukumba ke depan, seharusnya sudah memiliki kompetensi, nalar dan kemampuan yang cukup dalam memahami kebutuhan dan kepentingan empat dimensi dan tipologi geografi, penduduk dan masyarakat Bulukumba.

Membaca Kepentingan dan orientasi pembangunan masyarakat didaerah perbukitan, pedalaman sampai ke pesisir dan laut tentu membutuhkan cara baca dan hitungan yang berbeda.

Tak boleh satupun ada kebijakan dan program pembangunan yang tebang pilih dan tidak tepat guna bagi masyarakat.

Kedua, Pemimpin yang sensitive dan adil Gender. Pada prosesi pembuatan perahu Phinis iPeletakan lunas perahu, selalu dimulai dengan konsep peletakan danpembagian lunas yang tepat antara lunas bagian depan sebagai simbol laki-laki dan lunas bagian belakang sebagai simbol perempuan.

Sebuah bentuk penghormatan yang tinggi pada polarelasi antara laki-laki dan perempuan yang diletakkan proporsional sampai pada hal terkecil. Olehnya, Kebijakandan program pemimpin yang sensitif gender dan adil gender harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kepemimpinan Bulukumba kedepan, sebagaimana konsep peletakan lunas perahu bahwa tak boleh ada perbedaan kebijakan dan kepentingan yang tidak adil, termasuk mengakomodir permasalahn perempuan dan anak di bulukumba.

Predikat sebagai kabupaten yang layak anak namun berbanding lurus dengan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan harus menjadi pertimbangan nilai kepemimpinan kedepan. Karena pada dasarnya hak asasi dan hak hidup layak dan rasa aman itu harus adil untuk semua.

Ketiga,mampu menyatukan dan menjadi perekat. Dalam pembuatan perahu phinisi, ada yang disebut dengan A’panisi yaitu memasukkan majun pada selapapan dan merekatkan sambungan supaya kuat dengan kulit pohon barruk.

Pemimpin itu harus mampu seperti kulit pohon Barruk,merekatkan semua elemen dan menyatukan semuape rbedaan dan heterogenitas identitas masyarakat bulukumba tanpa saling menjatuhkan satu sama lain.

Ada banyak perjumpaan duasisi di bulukumba yang butuh perekatan. Pertemuan beberapa suku dan tipologi masyarakatnya, agama dan kebudayaan, serta batas demografi yang melahirka nperbedaan watak, karakter dan kebiasaan.

Keempat,Pemimpin yang memiliki jiwa seni dan mencintai keindahan. Bulukumba memiliki hamparan alam yang cantik, siapa yang tak mengenal eksotisnya,pasir putih pantaiBira, KeindahanTebing Appalarang Bontobahari, birunya laut pantai Bara dan pesona puncak bukit DonggiaKahayaa, Pantai Ujung Tiro dan masih banyak hamparan pantai dan destinasi yang lain yang membutuhkan tangan-tangan pemimpin yang berjiwa seni dan nalar keindahan untuk mengelolahnya dan memolesnya menjadi destinasi wisata yang bertaraf internasional, persis sama saat prosesi Allepa dalam pembuatan perahu Phinisi yang berfungsi memperhalus dan mempercantik sisi kapal dengan ramuan Minyak Kelapa dan Kapur.

Kelima Visioner dan Kerjasama Tahap akhir sebuah Perahu Phinisi adalah peluncuran dan Ammosi. Bagi seorang pemimpin, gagasan dan ide brilian tanpa gerak adalah ibarat onggokan kapalyang tak berguna dan kehilangan Jiwa, persis seperti prosesi ammosi.

Memberikan jiwa pada Perahu sebelum ditarik ke laut, sebuah kepercayaan bahwa perah uialah“ anak” Punggawa atau PanritaLopi.

Sebelum menjatuhkan pilihan kepada siapa kemudi pemerintahan bulukumba diamanahkan, pastikan sosoknya mampu menjadi pusat segala ide dan gagasan pembangunan yang disertai dengan nalardan gerak yang tak pernah menjauh dari landasan sejarah, budaya dan keagamaan yang menjadi identitas Bumi Panritalopi.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved