Cerita Sebenarnya Siswi SD di Palu Nangis Tak Dapat Hadiah Usai Juara Lomba Lari 21 Km
Cerita Sebenarnya Siswi SD di Palu Nangis Tak Dapat Hadiah Usai Juara Lomba Lari 21 Km
"Rutenya, ya jalan yang sudah kami selesaikan itu menjadi jalur yang dilewati para pelari," kata Syaifullah.
"Nah, semua peserta yang finish kami kalungkan medali, sebagai tanda telah berpartisipasi dalam kegiatan lari ini.
Kami tidak menyediakan hadiah berupa uang. Kegiatan ini hanya untuk fun," kata Syaifullah.
Menurutnya, kalau memang pihaknya menyediakan hadiah berupa uang, tentu yang ikut akan membeludak.
Peserta juga akan protes.
Bukan hanya juara satu saja, juara dua dan tiga akan protes kalau tidak diberikan.
Dalam ajang lari marathon 21 km yang digelar dinas PU Bina Marga, pesertanya sebanyak 200 orang.
Sebanyak 150 orang dari kota Palu, 50 orang lagi dari Poso.
Dari 200 peserta yang ikut, hanya satu orang yang protes.
"Dan kegiatan kemarin itu yang masuk finish pertama adalah Nurlina (35).
Serta menyusul peserta lainnya. Sedangkan Melan masuk finish dengan urutan 19," tambahnya.
Namun begitu, Syaifullah mengatakan dalam waktu dekat ini akan mengundang Melan datang ke kantornya.
Ia bahkan berjanji akan membina Melan.
"Saya tahu ini anak.
Anak ini merupakan satu potensi yang dimiliki Sulawesi Tengah.
Usianya masih sangat muda dan ini aset bagi Sulawesi Tengah.
Kalau Melan mau nanti kita bina dia" ujar Syaifullah.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Duduk Perkara Siswi SD Nangis Juara Lomba Lari 21 Km Tak Dapat Hadiah", https://regional.kompas.com/read/2020/01/31/06460061/duduk-perkara-siswi-sd-nangis-juara-lomba-lari-21-km-tak-dapat-hadiah