Cerita Sebenarnya Siswi SD di Palu Nangis Tak Dapat Hadiah Usai Juara Lomba Lari 21 Km
Cerita Sebenarnya Siswi SD di Palu Nangis Tak Dapat Hadiah Usai Juara Lomba Lari 21 Km
Bakat dari kakeknya ini turun sama beberapa cucunya," kata Jumilda.
Dalam lomba itu, Melan akhirnya masuk finish dan ia yakin masuk finish pertama.
"Iya, saya finish yang pertama," kata Melan.
Namun Melan harus menelan kekecewaan.
Usai dikalungkan medali, hadiah uang yang dia dengar tak juga diberikan.
Sampai akhirnya ia kembali dengan ibu dan juga kakaknya dengan perasaan kecewa.
Melan bahkan sempat menagis untuk menumpahkan kekesalannya.
"Dia bilang tahu begini tidak ikut dia," kata ibunya melalui sambungan telepon selular.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Provinsi Sulawesi Tengah Syaifullah Djafar mengaku kaget dengan adanya pemberitaan soal ini.
Syaifullah akhirnya meluruskan soal lari marathon yang digelar 25 Januari 2020 lalu itu.
Menurut Syaifullah, ada miskomunikasi.
Syaifullah menjelaskan kegiatan lari marathon 21 km ini sebenarnya hanya untuk fun.
"Jadi begini kita itu di Dinas Bina Marga Ruang punya club lari namanya Bima Tarung runners.
Kami punya kebiasaan setiap pekerjaan jalan yang sudah selesai itu kita adakan kegiatan dengan menggelar ajang lari marathon," katanya.
Dia menambahkan, kegiatan yang digelar itu semacam tradisi.