Pappaseng To Riolo Hingga Ki Hajar
Tangngai gaukmu naiya muala anre guru. Apa iya adae sionrommui jakna sibawa decenna, makua mutaro nawa nawai.
Mulai dari kasus kenalakan remaja hingga kebejatan para manusia tua. Dari kasus memilukan hingga yang memalukan. Maka di sinilah peran pendidikan sebagai modal dasar kita.
Pendidikan kita harus semakin baik,baik formal maupun yang non formal. Apa yang kita tanam hari ini maka itu juga yang akan dituai esok hari. Begitupula gambaran bagaimana kita mendidik ataupun mengasuh anak. Luqman telah mengajarkan, tinggal kita kemudian yang mengamalkan.
Parang orang tua dulu telah mewariskan pappasengtinggal bagaimana kemudian kita menjadikannya sebagai sebuah pedoman hidup dan mewariskannya kembali kepada generasi selanjutnya. Pada saat yang sama kita senantiasa menjaga kearifan lokal dan melestarikannya. Apa yang baik, kita jalankan. Tentunya masih banyak pappaseng yang masih relevan dengan zaman sekarang.
Pendidikan, baik itu dalam keluarga, budaya maupun agama semestinya menjadi sebuah benteng utama untuk mencegah terjadinya degradasi nilai-nilai etika dan moral manusia. Terkhusus kepada para pelanjut generasi yang mendapat banyak gangguan dari luar, bahkan di dalam rumah sendiri, melalui televisi dan smartphone di jemarinya.
Menutup ini dengan sebuah pappaseng. Tangngai gaukmu naiya muala anre guru. Apa iya adae sionrommui jakna sibawa decenna, makua mutaro nawa nawai. Yang bermakna guru yang baik adalah pengalaman dari perbuatan. Dari pengalaman itu kita belajar menentukan akan memilih baik dan buruk. Karena ungkapan itu selalu ada buruk dan baiknya, begitupun dengan pikiran.
Wallahu a’lam bisahwab. (*)