Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Trump 2020: Tersandung atau Melenggang

Poling dukungan rakyat atas pemakzulan Trump, kian hari menurun. Sentimen pasar domestik, juga tak berpengaruh kuat.

Editor: syakin
fB Armin Mustamin Toputiri
Armin Mustamin Toputiri, Anggota DPRD Sulsel (2009-2014 dan 2014-2019) 

Kalaupun Partai Demokrat memakzulkan Trump karena tujuan partisan, apa tak punya kalkulasi, bahwa meski Trump dimakzulkan di Kongres, sidang ‘Majelis Tinggi’ Senat dikuasai Partai Republik akan membebaskan. Apalagi sejarah Amerika mencatat, Presiden sebelumnya Andrew Johnson (1868), serta Bill Clinton (1998) -- Richard Nixon (Water Gate, 1974) ia mundur sebelum putusan -- meski dimakzulkan di Kongres, tak satupun tersandung di Senat.

Jika hukum besi sejarah pemakzulan Presiden Amerika Serikat sepert itu, apa sasaran hendak diraih Partai Demokrat atas pemakzulan? Bukankah Partai Republik kala memakzulkan Clinton, empat kursinya hilang di Kongres saat pemilu. Juga poling dukungan rakyat atas pemakzulan, kian hari menurun. Sentimen pasar domestik, juga tak berpengaruh kuat. Justru penyanderaan berkas Pelozy, mencipta ketidakpastian perilaku ekonomi. Berisiko bagi kandidat Presiden Partai Demokrat. Sebaliknya membuka ruang simpati rakyat pada Trump melenggang periode kedua.

Atau Partai Demokrat sedang bermain judi, menunggu efek domino. Pertama, bahwa Trump bukan kader murni Partai Republik, siapa tahu ada kejabaiban Senator membelot. Kedua, coba membuka lembaran lama bahwa Donald Trump memang bukanlah Presiden diingini rakyat di Pilpres 2016, semata karena mengungguli Hillary di sekian ”electoral college”. Ketiga, Trump oleh rakyat Amerika dinilai Presiden terkontroversial di antara 44 pendahulunya. Dari sana Partai Demokrat berharap di Pilpres nanti, simpati rakyat pada Trump semakin memudar.

Kalaupun Trump tetap saja melenggang, pastinya Partai Demokrat telah mencatatkan Donald Trump dalam tinta hitam sejarah Amerika Serikat. Presiden ketiga (minus Nixon) dikenakan impeachment, pemakzulan di Kongres. Tapi lain soal andai Partai Demokrat mendorong pemakzulan, memang sungguh-sungguh karena didasari idealisme keinginan menghidupkan demokrasi Amerika yang dicap dua Guru Besar Harvard University, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt, (How Democracies Die, 2018), memang sudah sekarat. Salah satunya karena Trump. (*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved