OPINI
Perginya Jenderal Iran Pembela Alquds
Selamat jalan Jenderal Besar. Darahmu yang tertumpah akan membunyikan lonceng kematian bagi kepongahan pembunuhmu.
Oleh: Ismail Amin
Presiden Ikatan Pelajar Indonesia (IPI) Iran 2019-2021
Jumat 3 Januari 2020, masyarakat dunia dihebohkan dengan meninggalnya seorang perwira senior Iran akibat serangan drone di dekat Bandara Internasional Baghdad, Irak.
Pentagon mengonfirmasi serangan tersebut atas arahan langsung Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Seusai terkonfirmasi Mayor Jendral Qasem Sulaemani yang menjadi target AS itu benar-benar termasuk korban jiwa dari insiden penyerangan tersebut yang dikenali dari cincin yang dikenakannya, Donald Trump mentweet foto bendera AS di akun twitternya sebagai tanda kemenangan.
Berbeda dengan Chris Murpy. Senator AS ini menilai menyerang Jenderal dari kesatuan militer resmi negara yang berdaulat adalah kesalahan fatal dan menjadi tanda ajakan untuk perang terbuka.
Ia menulis di Twitternya, balasan Iran harus menjadi kekhawatiran utama AS sejak mulai hari itu.
• Top 5: 11 Fakta Reynhard-WNI Pemerkosa Terbesar Dalam Sejarah Inggris, Curhat Sule dan Nasib Iran
Jutaan warga AS memiralkan tagar #dearIran dengan memberi pesan kepada Iran agar wilayahnya tidak mendapat serangan balasan karena mereka tidak memilih Trump dalam Pilpres AS.
Siapa Qasim Sulaemani yang kematiannya membuat heboh warga dunia khususnya warga AS?
Qasim Sulaemani adalah perwira senior Iran yang ditunjuk langsung Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Sayid Ali Khamanei untuk memimpin Korps Brigade Alquds, divisi khusus berisi pasukan elite yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial dari Iran.
Ia terlibat langsung di berbagai medan konflik di Timur Tengah, khususnya di Irak dan Suriah. Sesuai namanya, Brigade yang dipimpinnya bertugas menjaga Alquds termasuk situs-situs Islam di Suriah dan Irak dari ancaman penghancuran kelompok teroris.
Ia membantu Hizbullah di Lebanon dalam mengatasi serangan Israel dan juga membantu HAMAS di Palestina baik bantuan militer maupun bantuan strategi untuk memenangkan pertempuran.
Ia lahir di Kerman tahun 1957 dari keluarga petani miskin. Mengawali karier kemiliterannya dengan mendaftarkan diri menjadi anggota Korps Pengawal Revolusi Islam.
Di media-media Barat disebut Islamic RevolutionaryGuardsCorps (IRGC) seusai kemenangan revolusi Islam Iran tahun 1979.
Karena berperan penting dalam penanganan pemberontakan separatis Kurdi di Provinsi Azerbaijan Barat, ia naik pangkat secara cepat. Pada Perang Iran-Irak tahun 1980-1988, ia memimpin kompi militer.
Karena kelihaiannya dalam meracik strategi, di setiap operasi yang dikomandoinya, ia berhasil merebut kembali wilayah yang diduduki Irak. Saat itu ia masih berusia 25 tahun. Oleh AS ia dipercaya terlibat dalam gagalnya ISIS di Syam dan Irak.
Sulaemani diakui memberi bantuan strategi kepada Presiden Suriah Bashar Assad dalam melawan pasukan pemberontak dan merebut kembali kota yang sempat berada dalam cengkraman pemberontak.
• 5 Berita Populer: Penyebab Ria Irawan Meninggal, PSM Rombak Skuad, Hingga Kisah Wanita Nikah 16 Kali