23 Rumah Terbakar di Tinumbu Makassar
Dilla Nyaris Terobos Api Demi Selamatkan Laptop dan Pakaian Sekolahnya
Matanya nanar melihat ke puing-puing. Ia beberapa kali menangis ketika menceritakan detik-detik api melahap habis rumahnya.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bau kayu terbakar masih tercium dari bekas kebakaran Jl Tinumbu, Kelurahan Tabaringan, Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/12/2019).
Api membakar 23 rumah, Selasa (17/12/2018) pukul 22.00 wita.
Api cepat menjalar hingga meratakan rumah setelah 3 jam berkobar.
Rabu (18/12/19), korban kebakaran mengais barang-barang yang mungkin selamat dari kebakaran hebat yang menghanguskan.
Salah satunya, Nunung Daniatillah (41), yang terlihat bersimpuh di depan rumahnya yang sudah menjadi arang.
Matanya nanar melihat ke puing-puing. Ia beberapa kali menangis ketika menceritakan detik-detik api melahap habis rumahnya.
Rumah Nunung Daniatillah hangus tanpa satu barang tersisa.
"Kejadiannya begitu cepat sehingga kami tak mampu menyelamatkan satu barang berharga kecuali ijazah, semua barang lain termasuk laptop dan pakaian terbakar semua," kata Nunung kepada Tribun.
Teriakan minta tolong waktu tak banyak membantunya karena api sangat cepat membakar satu per satu bagian dan isi rumahnya.
Bahkan, putrinya yang masih berstatus pelajar di salah satu SMK berusaha meloncat masuk ke api untuk menyelamatkan laptop, handphone, buku dan pakaian sekolahnya.
"Putri saya, Dilla terpaksa saya harus tahan karena selalu mau meloncat masuk ke rumah yang sedang terbakar. Dia mau menyelamatkan buku, laptop dan pakaian sekolahnya," katanya.
Tapi, apa daya, warga lain juga sibuk untuk menyelamatkan barang masing-masing.
Dugaan sementara, penyebab kebakaran karena korsleting listrik dari tetangga samping rumahnya.
Rumah itu tertutup sehingga warga harus mendobrak untuk mencari titik api.
"Suami saya mendobrak tadi malam, tapi api sudah besar mi, sehingga kami hanya bisa menyelamatkan ijazah dan surat berharga," katanya.
Nunung sekeluarga pun hanya bisa menyelamatkan pakaian seadanya dan nyawa anak-anaknya.