Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Perahu Padewakang

Perahu Padewakang Kembali Berlayar di Laut Makassar

Perahu ini sering digunakan oleh suku Bugis, Mandar, dan orang-orang Makassar dari Sulawesi Selatan sekitar tahun 1700an.

Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Syamsul Bahri
Abdiwan/Tribun Timur
Perahu Padewakang, salah satu perahu tradisional yang dikenal berasal dari Sulawesi Selatan (Sulsel). 

Evolusi ini terjadi dalam beberapa tahap: Tipe lambung padewakang dirancang dengan lebih runcing dan ditingkatkan dengan beberapa papan tambahan yang menyebabkan dek haluan menjadi lebih rendah daripada dek utama dan buritan, dan konstruksi balok-balok guling seolah-olah ‘terbang’ di belakang buritan perahu (palari salompong ambeng rua kali - istilah ini berasal dari Bahasa Konjo).

Berikutnya bagian geladak buritan (ambeng) diteruskan hingga balok-balok kemudi menyatu dengannya (palari salompong); dan tahap terakhir adalah meningkatkan tinggi haluan supaya seluruh geladak menjadi lurus.

Tipe lambung terakhir ini digunakan sampai perahu pinisiq diganti dengan tipe-tipe PLM, ‘perahu layar motor’.

Pada awal tahun 1970-an ribuan perahu pinisi berlambung palari yang dapat memuat sampai 200 ton berat muatan, merupakan armada perahu layar komersial terbesar di dunia pada saat itu, sempat menghubungi semua pelosok Samudera Hindia dan menjadi tulang rusuk perdagangan rakyat. (*)

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved