Ada Apa di UIN Alauddin
UINAM beberapa pekan terakhir ramai dibicarakan. Bentrok antarmahasiswa yang terjadi hampir tiap tahun. Pelarangan aktivitas mahasiswa pada malam hari

Oleh: Ika Rini Puspita
Alumni Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar
Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar akhir-akhir jadi perbincangan berbagai kalangan. Berbagai persoalan setidaknya membuat kening mengkerut. Amat sayang kalau terlewat untuk dituliskan. Sebagai alumni yang baik, tentu menginginkan yang terbaik untuk kampus tercinta.
Kritik-kritik manis atau kecut itu juga perlu. Sebab cara orang melampiaskan cinta berbeda-beda. Pohon yang menjulang tinggi, tentu dihantam berbagai gangguan baik gangguan eksternal (luar) dan internal (dalam).
Berbicara kampus pun, individunya macam-macam. Ada yang bertindak sebagai parasit dan ada yang bertindak sebagai konfusit (lawan kata dari parasit). Ada yang mengharumkan nama kampus dan sebaliknya ada juga yang justru mencoreng nama kampus. Ada yang baik dan ada yang buruk, sekiranya itulah seninya hidup.
Baru-baru ini UIN Alauddin yang kerap disebut kampus peradaban dihebohkan kasus pemasangan kamera Go Pro di toilet kampus yang dilakukan oleh oknum mahasiswa semester lima hanya untuk konsumsi (pemuas) seks. Kata Kapolsek Somba Opu Kompol Syafei Rivai, sebut saja pelaku inisial AA “menyelipkan satu buah kamera (minicam) di depan closed toilet FSH UIN Alauddin. Kamera diarahkan ke closed guna merekam perempuan yang sedang buang air” (Tribunnews.com, 11/11/2019).
Selanjutnya bentrok sesama mahasiswa dari berbagai fakultas seringkali terjadi tiap tahun. Jikalau pun dicari sebab-akibatnya hanya gara-gara sepele. Bentrok ini sampai merusak fasilitas kampus. Parahnya bentrok antara pihak satpam pun terjadi. Ada apa dan kenapa bisa terus berulang? Apa bentrok sudah menjadi kebiasaan?
Jika kita melihat, sebenarnya salah satu faktor penyebabnya karena berkembangnya ikatan kemaslahatan, kelompok, sukuisme (fakultaisme) dan ikatan-ikatan lainnya. Ikatan ini sering menimbulkan konflik, bersifat emosional sebab hanya mengikat antara suku saja.
Menurut Syeikh Taqiyuddin An-Nabhani. Padahal ada ikatan yang tidak temporal yaitu ikatan akidah Islam.
Selanjutnya, menyoroti pemberlakuan jam malam di kampus peradaban yang akhir-akhir ini menuai kecaman berbagai pihak utamanya mahasiswa. Surat edaran berlaku sejak 1 Oktober 2019. Wakil Rektor Bidang kemahasiswaan UIN Prof Dr Darussalam MAg menerangkan, “surat keputusan nomor 626 tahun 2019 tentang waktu dan pemanfaatan fasilitas kampus dikeluarkan akibat gejolak di dalam kampus.
Lebih lanjut regulasi itu untuk menghindari kejadian seperti pembauran laki-laki dan perempuan saat aktivitas malam di lingkungan kampus” (Wasilah, 31/10/2019).
Memang benar, larangan ini tentu akan membatasi kreativitas mahasiswa. Sebab, kampus merupakan sebuah lembaga yang di dalamya terdapat orang-orang yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang bermacam-macam.
Mahasiswa sering disebut sebagai orang kritis dan intelek. Pembatasan aktivitas malam ini, sebenarnya kita harus melihatnya dulu dari berbagai sisi. Mengapa pihak kampus sampai melayangkan pelarangan aktivitas malam? Sebab-akibatnya pasti ada. Tidak akan mungkin ada asap tanpa ada sumber apinya.
Beberapa waktu yang lalu tepat hari Jum’at (15/11), saya sempat diundang mahasiswa UIN Alauddin Makassar, adik junior semasa kuliah. Saya diundang untuk bedah karya opini yang dimuat di koran Tribun Timur dengan judul ‘Pertarungan Waktu di Perguruan Tinggi’. Ditulis Andi Alfian. Terbit 12 November 2019.
Saya sempat bertanya ke salah satu dosen UINAM fakta apa yang didapat, mengapa pihak kampus mengeluarkan peraturan pembatasan jam malam? Jawabnya “karena ada yang kedapatan melakukan tindakan tidak etis”, nyampa malam-malam dan lain-lain. Selanjutnya penulis kemudian bertanya ke adik junior yang masih aktif kuliah. Ternyata fakta yang disampaikan oleh si dosen tadi juga diiyakan si mahasiswa.
Namun, jika berbicara aktivitas malam mahasiswa tidak semuanya melakukan hal negatif. Misalnya ada yang belajar Islam (kajian) di kampus pada malam hari, mengerjakan tugas, penelitian dan aktivitas positif lainnya. Seperti yang disinggung sebelumnya ada mahasiswa yang tipe parasit juga konfusit.