Ada Apa di UIN Alauddin
UINAM beberapa pekan terakhir ramai dibicarakan. Bentrok antarmahasiswa yang terjadi hampir tiap tahun. Pelarangan aktivitas mahasiswa pada malam hari

Melihat kebijakan kampus atas pelarangan aktivitas malam ini, sejatinya solusi yang diberikan pihak kampus. Namun, sebenarnya perkara ini tidaklah menyelesaikan masalah di tengah kekrisisan karakter di kampus peradaban. Saran lain, yang diberikan teman-teman seperti pemasangan CCTV sebenarnya bukan solusi juga.
‘Kalau mahasiswanya nakal, harus dihadapi dengan aturan tegas yang menampar’ salah satu pernyataan dosen yang sepakat dengan pembatasan aktivitas malam tersebut, tidak usah disebut namanya.
Pernyataan yang kemudian muncul, berarti selama ini kampus belum berhasil mendidik mahasiswanya menjadi lebih baik. Dengan begitu pula, Character Building Program (CBP) program unggulan rektor, gagal mencetak karakter yang diimpikan. Padahal semua mahasiswa UINAM diwajibkan mengikuti program CBP ini.
Mahasiswa tidak boleh lulus jikalau belum menyelesaikan CBP yang berlangsung selama tiga hari, dua malam. Acara atau program ini, tentu menghabiskan dana yang luar biasa. Namun, jika sebuah program hanya dilihat sebagai ladang proyek, mau tiga hari atau tiga bulan sama saja. Sudah berapa tahun CBP diadakan adakah hasilnya?
Lalu solusinya apa? Sebenarnya ini terjadi karena krisis aqidah Islam di kampus peradaban. Jika mahasiswanya memiliki pola pikir dan pola sikap Islam bahkan untuk mendekati sesuatu yang negatif itu tidak terpikirkan. Namun, alih-alih mau memperbaiki aqidah Islam kajian-kajian Islami dibatasi (dibubarkan/disinisi) bahkan dicap radikal.