Wallacea Week 2019 Ajak Warga Makassar Rayakan Keberagaman Hayati dan Budaya Indonesia
Wallacea Week terinspirasi oleh The Malay Archipelago, buku fenomenal karya naturalis Inggris Alfred Russel Wallace.
“Sekaligus mengembangkan pengetahuan tentang biodiversitas yang dirintis oleh AR Wallace, seorang sosok yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah keilmuan Indonesia dan dunia,” tutur Prof Sangkot Marzuki, dewan pembimbing Yayasan Wallacea yang juga ketua AIPI periode 2008-2018.
Jangan Ketinggalan, Ada Pameran Wallace
Potongan-potongan pemikiran Wallace tentang teori evolusi dan cuplikan The Malay Archipelago dapat disimak pada Pameran Wallacea yang akan digelar di Nipah Mall, 23-28 November 2019.
Pameran ini juga mengkontekstualisasikan peninggalan AR Wallace dengan berbagai potensi dan tantangan Kawasan Wallacea masa kini.
Seperti deforestasi, perburuan satwa, kekayaan laut serta menghadirkan potret mereka yang berkarya untuk Wallacea di bidang lingkungan, seni, dan budaya.
Pengunjung juga dapat menikmati instalasi seni sensorik yang interaktif dari rekaman suara-suara di bentang alam Indonesia, melihat pembuatan tenun dan kriya, serta mencicipi pangan nusantara.
• Terlibat di Festival Budaya Indonesia, Pejabat Kedutaan Besar Temui PKSS Australia Barat
• Dewi Wisata Gandeng Tourism Malaysia, Hadirkan Program Jelajah Kuliner dan Kebudayaan Negara Lain
Acara Bincang-bincang
Acara Bincang-Bincang di Universitas Hasanuddin bakal digelar 27 November 2019. Acara ini menghadirkan para pembicara, seperti Riri Riza (Sutradara), Hilmar Farid (Dirjen Kebudayaan, Kemendikbud), Prof Jamaluddin Jompa (Dekan Universitas Hasanuddin).
Kemudian Helianti Hilman (Pendiri Javara), Dinny Jusuf (Pendiri Torajamelo), Anneke Prasyanti (Arsitek, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Sheherazade (Peneliti, World Conservation Society).
Rudi Putra (National Geographic Fellow), Dr Berry Juliandi (Dosen IPB, Sekjen ALMI), Dicky Senda (Penulis, Pendiri Lakoas Kujawat), Aris Prasetyo dan Luki Aulia (Jurnalis Kompas, Tim Ekspedisi Wallacea).
Prof Herawati Sudoyo (pakar DNA forensic, Eijkman Institute), serta pembicara dari Inggris Dr John van Wyhe (British historian of science). Acara akan dibuka oleh Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins.
Pemutaran Film Dokumenter
Wallacea Week juga akan diramaikan dengan pemutaran film dokumenter bertema alam dan budaya di Rumata Artspace, Fort Rotterdam, dan Nipah Mall pada 22-28 November 2019.
Judul film yang akan diputar, yakni Perempuan Tana Humba (Lasja F Susatyo), Hunters of the South Seas: Lamalera and Bajau (Will Millard), Jungle Hero (Bill Bailey).
Musik, puisi, dan teater turut mewarnai gelaran Wallacea Week 2019. Kolaborasi teater seniman Makassar Abdi Karya dan Theatr na nÓg asal Inggris ‘You Should Ask Wallace’ akan dipentaskan pada 27 November 2019 di Universitas Hasanuddin dan 28 November 2019 di Nipah Mall.
Tak ketinggalan simposium ilmiah bertajuk ‘Wallacea Frontiers of Science’ akan diselenggarakan oleh AIPI, DIPI, dan ALMI di Universitas Hasanuddin dan Hotel Harper Perintis Makassar pada 25-26 November 2019.(*)