Ada Kamera di Toilet Wanita Kampus UIN
KRONOLOGI Kamera GoPro Ditemukan di Toilet Kampus UIN Alauddin Makassar, Disembunyikan Disini
KRONOLOGI kamera GoPro Ditemukan di Toilet Kampus UIN Alauddin Makassar, Disembunyikan Disini
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Waode Nurmin
“if you want to get laid, go to college. If you want get an education, go to the library” Frank Zappa.
Seperti kata Frank Zappa, jika kau ingin bercinta, pergilah ke perguruan tinggi. Jika kau ingin pendidikan, pergilah ke perpustakaan”. Alih-alih menjadi tempat untuk memperoleh ilmu dan keamanan belajar, perguruan tinggi saat ini serupa ruang memelihara pelaku kekerasan seksual.
Awal Oktober 2019, tepatnya Kamis, 03 Oktober pukul 13.00 siang, sebuah kamera go pro ditemukan terpasang di pipa toilet lantai 1 Fakultas Hukum dan Syariah (FSH) UIN Alauddin Makassar oleh salah satu mahasiswi yang kebetulan menggunakan toilet tersebut.
Posisi kamera go pro tepat menghadap ke tempat buang air yang secara langsung bisa merekam alat kelamin para penyintas. Toilet yang berada di depan ruang akademik ini adalah yang paling sering digunakan mahasiswa maupun staf fakultas karena kondisinya bersih.

Penyintas bisa mengetahui go pro terpasang di toilet karena merasa aneh melihat sesuatu berkedip merah di pipa. Ia lalu mendekati pipa yang ditumpuki sedikit sampah dan kaca tersebut dan langsung berteriak histeris ketika mendapati kamera go pro dalam keadaan aktif.
Mendengar teriakan, rekan-rekan penyintas, sebut saja Z, lalu menghampirinya ke toilet. Z yang masih dalam keadaan shock tidak bisa berbuat apa-apa saat go pro tersebut diambil oleh salah satu rekan Z dan dibawa ke Wadek I. Menurut pengakuan Z, setelah go pro itu berpindah ke tangan Wadek I, rekan Z dan Wadek I sempat menonton isi video dalam go pro.
Menanggapi kasus ini, Wd I mengaku akan menindaklanjuti kasus perekaman go pro. Namun saat wartawan kampus mencoba untuk mengulik informasi lebih detail, Wd I menolak memberikan keterangan.
Simpang siur kabar beredar. Ada yang mengatakan bahwa kasus ini telah dilaporkan ke Polsek. Pelaku pun telah diketahui identitasnya. Kasus ini ditangani kepolisian. Tapi Polsek mana dan siapa yang telah melakukan pelaporan itu tidak juga terungkap.
Untuk mengkonfirmasi kabar ini, pihak wartawan kampus kembali mendatangi Wd I pada Rabu, 16 Oktober. Bukannya jawaban yang didapatkan, wartawan kampus malah dipingpong seperti bola. Wd I mengarahkan wartawan ke Wd II. Pukul 15.32, Wd II mengarahkan wartawan ke KTU dengan alasan KTU yang punya wewenang atas kasus ini.
Sampai hari ini, 29 Oktober 2019, kasus ini belum juga menemukan titik terang penyelesaian. Berakhir di ruang birokrasi. Ditutup rapat-rapat demi menjaga nama baik kampus yang memiliki jargon kampus peradaban.
Pelecehan Seksual Bukan Lelucon
Selasa, 15 Oktober 2019. Saya ke kampus UIN Alauddin Makassar setelah membuat janji untuk bertemu kawan kawan membahas kasus ini. Pertemuan berlangsung sore hari di pelataran Fakultas Adab dan Humaniora.
Sebelum bertemu kawan kawan yang melebur pada Komite Anti Pelecehan Seksual, saya menyempatkan diri menyeruput minuman dingin di cafetaria belakang FSH.
Di cafetaria, ada banyak kawan sejurusan saya. Saya lalu menyinggung soal kasus penemuan go pro di toilet. Ada yang merespon kaget karena tidak tahu. Ada yang tahu namun menanggapi dengan candaan seksis.
“Ededeh, perempuan ji toh yang direkam? liat duluee”.