Peralihan Musim, Waspada Penyakit DBD dan ISPA
DBD menjadi ancaman penyakit yang muncul setiap musim pancaroba atau biasa disebut peralihan musim kemarau penghujan.
Penulis: Hasan Basri | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-- Kementerian Kesehatan mengeluarkan peringatan untuk meningkatkan kesiap siagaan waspada penyakit deman berdarah dengue (DBD).
DBD menjadi ancaman penyakit yang muncul setiap musim pancaroba atau biasa disebut peralihan musim kemarau penghujan.
• Warkop di Labuaja Maros Ini Diduga Jadi Tempat Prostitusi, Kok Bisa ?
• LINK Live Streaming TV Online Borneo FC vs Badak Lampung FC, Live OChannel Akses di Sini via HP
• BREAKING NEWS: Bupati Takalar Cabut SK Demosi Kadis Dukcapil Farida
• Mengenal Sosok Jensen Huang yang Jadi CEO Terbaik di Dunia, Punya Perusahaan Chip Komputer
• Istri sah Mata-matai Suami yang Selingkuh, Semakin Sakit Hati saat Tahu Wanita yang Jadi Simpanan
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sulawesi Selata dr Nurul AR kepada Tribun, Selasa (05/11/2019) melalui pesan watshapnya.
"Memang biasanya penyakit yang sering muncul hampir semua musim adalah ISPA yang harus diwaspadai, termasuk juga DBD," kata dr Nurul AR kepada Tribun.
Menurut Nurul dalam imbauan dengan nomor PV.02.01/Menkes/ 12019 yang dikeluarkan sejak 30 September 2019 ditujukan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota di Seluruh Indonesia, termasuk di Sulsel.
Isi imbauan kata Nurul dalam menghadapi potensi peningkatan kasus atau Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD seiring memasuki musim penghujan, seluruh jajaran diminta melakukan upaya kesiapsiagaan.
Pertama memperkuat Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (GIRIJ), untuk mewujudkan peran anggota keluarga sebagai Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di rumah, serta melakukan GIRIJ di lingkungan perkantoran, sekolah-sekolah dan TempatTempat Umum (TTU).
Meningkatkan upaya penggerakan masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan melakukan 3M Plus, melalui kegiatan Menguras, Menutup dan Memanfaatkan/mendaur ulang barang bekas.

Plus mencegah gigitan nyamuk dengan penggunaan cairan anti nyamuk oles atau spray, memberantas jentik nyamuk dengan larvasida di genangan air dan menanam tanaman pengusir nyamuk.
Lalu meningkatkan surveilans kasus dan surveilans faktor risiko terhadap kejadian demam berdarah dengue, diantaranya melalui kegiatan Pemantauan Jentik Berkala (PJB).
Mengaktifkan kembali Kelompok Kerja Operasional penanggulangan DBD (Pokjanal DBD) pada berbagai tingkatan RT/RW, desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi.
Meningkatkan kapasitas sumber daya untuk pencegahan dan pengendalian DBD, meliputi peningkatan kapasitas SDM, biaya serta bahan dan peralatan untuk melakukan deteksi dini dan pengobatan segera.
Serta memastikan ketersediaan Sarana dan Prasarana Pemberantasan Nyamuk DBD.
"Cara mencegah terpapar penyakit dari sumbernya..DBD yang dialami biasanya karena virus yang erat kaitannya dgn immunitas tubuh. Fetapi faktor lingkungan ataupun sanitasi yang buruk menjadi sumber terjadinya penularan penyakit," sebutnya.
"DBD bis dicegah dengancara sederhana 3Mplus. Sanitasi buruk bisa menyebabkan banyak penyakit termasuk diare," tutupnya. (*)
Langganan berita pilihan tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur
A