CITIZEN REPORT
Tiga Hari Dua Malam, Emak-emak 93 Smanli Makassar Jelajahi Toraja-Enrekang
Di dalam gua itu ada sepasang tengkorak di depan peti berukuran besar. Katanya sepasang kekasih yang bunuh diri karena dilarang nikah.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Jumadi Mappanganro
Hal itu karena keduanya bersepupu satu kali. Dalam adat Toraja tidak dibolehkan untuk menikah sesama sepupu karena masih dianggap saudara.

Selepas dari Londa, kami menuju tempat makan siang. Tak sulit mencari warung yang halal buat kami yang mayoritas Muslim.
Lokasinya di Jalan Poros Makale. Ttepatnya Jl Merdeka. Kami memilih Rumah Makan HJ Idaman. Warung ini cukup recommended karena terdapat pilihan menu beragam.
Seusai makan siang kami kembali ke hotel. Setelah shalat dan rehat sejenak, jelang sore kami menuju Buntu Burake yang terkenal dengan Patung Yesus yang disebut-sebut sebagai salah satu patung Yesus terbesar di dunia.
Di tempat ini ada beberapa spot yang menarik dan Instagramable buat berswafoto bersama teman.
Lepas dari sana jelang malam kami menikmati keindahan Kota Makale, duduk dan berfoto di sekitar Patung Lakipadada, icon Makale.

Di belakangnya ada Gereja Bukit Sion Makale yang berdiri megah menambah indahnya suasana malam. Foto-foto di kawasan ini merupakan sesi terakhir kami di Toraja.
Minggu (13/10/19) pagi, kami kembali menuju ke Enrekang untuk menuju Makassar.
Di Enrekang kami singgah di pasar tradisional membeli buah salak yang sangat terkenal itu.
Kami sepanjang jalan menuju Makassar penuh dengan suasana ceria.
Ya, dengan waktu durasi dua malam tiga hari itu, kami bakal menikmatinya hingga akhir tahun ini sambil menyusun trip selanjutnya. (*)
