CITIZEN REPORT
Tiga Hari Dua Malam, Emak-emak 93 Smanli Makassar Jelajahi Toraja-Enrekang
Di dalam gua itu ada sepasang tengkorak di depan peti berukuran besar. Katanya sepasang kekasih yang bunuh diri karena dilarang nikah.
Penulis: CitizenReporter | Editor: Jumadi Mappanganro
Gunung ini sangat terkenal karena bentuknya menyerupai organ intim wanita.
Setelah puas menikmati suasana alam dan berfoto ria, kami menuju Makale, Kabupaten Tana Toraja. Kami tiba di tempat ini sekitar pukul 19.00 wita.
Kami menginap di Hotel Gosyen Efata, hotel budget yang lumayan refresentatif dan terletak di perbatasan Makale dengan Rantepao.
Sengaja kami percepat untuk beristirahat karena jadwal ke Lolai, Toraja Utara, pukul 04.00 dan shalat subuh di kawasan Lolai.
Tepat Sabtu (12/10/19) pukul 03.30 kami sudah bangun dan bersiap melakukan perjalanan ke Lolai yang memakan waktu sekitar 30 menit.
Di dalam kawasan Lolai, kami memilih spot melihat awan di To'tombi. Oh ya, sebenarnya ada beberapa spot di Lolai untuk menikmati awan dan sunrise.
Tapi, kami memilih To'tombi atas rekomendasi teman yang sudah sering ke sana.
Benar saja, kami menyaksikan kumpulan awan yang sangat menakjubkan. Kami serasa berada di atas pesawat lalu melihat ke bawah dan menyaksikan awan putih yang indah itu.

Setelah puas berfoto dan menikmati sunrise, kami pun bergegas menuju Kete kesu setelah sebelumnya menikmati sarapan mie ayam di sebuah warung milik orang Jawa.
Agak sulit menemukan warung yang buka pada pagi hari. Untuk itu, saya sarankan untuk membawa bekal makanan dan minuman untuk dinikmati di Lolai.
Setelah sarapan, kami beranjak melakukan perjalanan ke Kete Kesu. Di sini kita dapat melihat Tongkonan, rumah adat Toraja berusia ratusan tahun.
Lepas dari sana jelang siang kami menuju Londa, tempat pemakaman suku Toraja yang sangat terkenal berusia ratusan tahun.
Di tempat ini, kami menyusuri goa-goa dipandu oleh guide menyaksikan peti mayat dan tengkorak manusia berusia puluhan hingga ratusan tahun.
Agak ngeri juga memasuki goa ini. Namun rasa penasaran kami mengalahkan ketakutan itu.
Di dalam gua itu ada sepasang tengkorak di depan peti berukuran besar. Menurut pemandu kami tengkorak itu adalah sepasang kekasih yang bunuh diri karena tidak mendapat restu dari kedua orang tuanya.