Keluarga Korban Tabrak Keluhkan Layanan RSUD Salewangang Maros, ini Masalahnya
Seorang keluarga pasien, Amir Kadir mengeluhkan, ponakannya, Aso dilarikan ke RS setelah ditabrak motor, Minggu (13/10/2019) sekira pukul 10.00 wita.
Penulis: Amiruddin | Editor: Ansar
Pelayanan tidak maksimal tersebut, merupakan kali kedua dialami oleh Satri. Sebelumnya, Satri diminta pulang dengan alasan sistem online rumah sakit sedang bermasalah.
Saat itu, Satri menerima saat diminta pulang. Padahal, saat itu petugas terapi diduga berbohong. Petugas yang menangani sistem prosedur online, malah mengaku tidak ada masalah.
Satri kemudian komplain, namun ia diminta mengirim pesan pengaduan ke nomor ponsel yang tersedia.
"Tapi saya tidak kirim SMS. Saya fikir itu tdak efektif. Kebetulan saya bertemu
teman dan menceritakan apa yang saya alami. Saya diarahkan datang langsung ke tempat pengaduan," katanya.
Saat tiba di kantor RSUD Salewangang, Satri kemudian menyampaikan keluhannya. Selanjutnya petugas aduan menelepon petugas loket.
VIDEO : Intip Suasana Penandatanganan NPHD di Pilkada Maros
Gandeng Stikes Lakipadada, GMNI Tator Beri Pelayanan Kesehatan Gratis Bagi Warga ini
Sering Lihat Istri Kerasukan, Prabu Revolusi Ingin Buka Mata Batin, Malah Ditolak Orang Pintar
Tidak lama kemudian, Satri ditinggal sendirian ruang pengaduan. Kemudian muncul lagi petugas lainnya dan mempertanyakan keperluan Satri.
"Setelah saya jelaskan, petugas itu meminta saya ke ruang Humas. Saya kemudian mengukuti petunjuk. Tapi masih saja tidak ada solusi," katanya.
Petugas Humas malah menyalahkan petugas bagian loket. Padahal, Satri hanya mencari solusi atas kasus yang dialaminya.
Sutri melanjutkan, selama empat bulan berobat, ibunya sudah memiliki Surat Eligibilitas Peserta (SEP) yang menjadi syarat.
"Kami juga sudah punya SEP. Itu persyaratan supaya ibu bisa diterapi. Memang sekarang, aturannya sudah berbeda. Kami diwajibkan menggunakan rujukan online sejak 1 November," katanya.
Seharusnya pihak rumah sakit tidak mencari kesalahan pasien. Tim medis wajib memberikan pelayanan maksimal dan nyaman kepada pasien.
Keluarga pasien lainnya, Herman juga mengeleuhkan layanan medis RSUD Salewangang. Selasa lalu, Herman menganta keluarganya ke UGD Salewangamg karena sakit perut.
Hanya saja, selama berada di UGD pasien hanya diinfus oleh perawat saja. Tidak satupun dokter yang muncul atau memeriksa keseharan pasien.
Melihat kondisi tersebut, Herman terpaksa mengeluarkan keluarganya dan membawanya ke RSUD Salewangang.
"Masa tidak ada dokter tidak datang memeriksa. Saya cari dokter di ruang Poli, tidak ada dokter. Makanya saya suruh keluar dan membawanya ke Makassar," katanya.