Tribun Wiki
Film Pengkhianatan G30S/PK Gambarkan Soeharto Sebagai Superhero, Ini Profil Sutradara Arifin C Noer
sebuah rekonstruksi visual yang agaknya dicomot langsung dari kepala Soeharto, superhero satu-satunya dalam film tersebut
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Peristiwa kelam pernah terjadi di bangsa ini (Indonesia).
Bahkan diangkat dalam sebuah film yang menggambarkan betapa kelamnya pada masa itu.
Jika para pelajar di sekolah mungkin akan mengetahui peristiwa tersebut melalui pelajaran sejarah.
Ya, kejadian kelam tersebut disebut dengan Gerakan 30 September.
Bahkan dituangkan dalam sebuah film.
Dilansir dari Tribunnews, bagi generasi sekarang, film Pengkhianatan G30S/PKI mungkin terdengar asing.
Film Pengkhianatan G30S/PKI, dulunya, adalah tontonan wajib bagi pelajar mulai SD, SMP, hingga SMA.
Selama 13 tahun, sejak 1985 hingga 1997, film Pengkhianatan G30S/PKI akan hadir di layar TVRI, televisi milik pemerintah.
Kini film Pengkhianatan G30S/PKI tak lagi menjadi tontonan wajib namun masih menjadi hal yang kontroversial hingga saat ini.
Sutradara film Pengkhianatan G30S/PKI, Arifin C Noer (almarhum), pernah mengungkapkan kekecewaannya, meski atas karyanya ini, ia diganjar beberapa Piala Citra, penghargaan tertinggi dunai perfilman Indonesia.
Dalam beberapa plot film Pengkhianatan G30S/PKI, Arifin C. Noer mengaku dipaksa melakukan sejumlah hal yang di kemudian hari, disesalinya.
Dikutip dari historia.id, dalam artikel berjudul Kekecewaan Sutradara Film Pengkhianatan G30S/PKI, kekecewaan Arifin C. Noer disampaikan melalui Eros Djarot, seorang sutradara, seniman, penulis lagu, dan politisi.
Berikut kutipan lengkap artikel berjudul Kekecewaan Sutradara Film Pengkhianatan G30S/PKI, yang dimuat di historia.id:
Semua organ tubuh para perwira tinggi AD yang dibunuh di Lubang Buaya utuh sama sekali.
Kekecewaan Sutradara Film Pengkhianatan G30S/PKI
Film Pemberontakan G30S/PKI diproduksi oleh Produksi Film Nasional (PFN) yang dipimpin oleh Brigjen TNI Gufron Dwipayana, orang dekat Presiden Soeharto.