Kurangi Beban TPA
Gas berbahaya lain yang dihasilkan dari pembakaran sampah adalah karbon monoksida.
Biasanya tempat pembuangan sampah yang tidak dikelola dengan baik selain menurunkan estetika lingkungan pada tempat tersebut juga merupakan sumber hama penyakit dan menimbulkan bau yang tidak sedap serta kondisinya tidak segar akibat udara yang dikeluarkan oleh sampah-sampah yang membusuk yang sudah lama ditimbun pada lokasi tersebut.
Gas yang ditimbulkan oleh tumbuhan bersama dengan air tersebut dikenal dengan gas metana atau CH4.
Keberadaan gas metana CH4 di kawasan pemrosesan akhir sampah volumenya sangat tergantung dari lama dan tebalnya sampah yang dibuang di tempat pembuangan sampah, sehingga produksi dari gas metana (CH4) sangat tergantung dari sampah, baik bahan, ketebalan maupun lamanya di timbunan dan tingkat kematangannya untuk menghasilkan gas metana (CH4).
Gas metana (CH4) disamping dapat dimanfaatkan sebagai energi dan biogas untuk keperluan manusia juga merupakan salah satu gas yang dapat mempengaruhi pemanasan global. Sebab gas metana (CH4) merupakan emisi gas rumah kaca disamping gas-gas nitrogenoksida (NOx), karbonmonoksida (CO), zat organik yang mudah menguap, (VOC), metana (CH4) dan yang lainnya. Selain bisa mengganggu pemandangan.
Seperti kasus kabut asap yang tidak hanya menyebabkan gangguan napas, tapi juga menurunkan visibilitas. Solusi pemilahan sampah, saat ini di Kota Makassar telah berdiri unit-unit bank sampah yang tersebar di semua kecamatan.
Saat ini 600 unit bank sampah menerima sampah yang masih bernilai ekonomi. Dengan kejadian TPA Antang, mari memberi penguatan kepada masyarakat untuk memilah sampah dari rumah dan membawa sampah yang bernilai ekonomi ke bank sampah.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Direktur Jenderal PSLB3 (Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun) telah mengkampanyekan pilah sampah dari rumah. Hal ini harus dimulai dari hal sederhana, dari rumah sendiri dan sekarang. Salam lestari. (*)