Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nurdin Harap Kolaborasi Pemuda dan Pemerintah Sulsel untuk Jadi Penyangga Ibukota Negara

Pemuda Muhammadiyah menjadi mitra strategis penerintah. " Saya minta tahun 2020 sudah ada program yang bisa disinergikan," jelas Nurdin Abdullah saat

Editor: Syamsul Bahri
Humas Pemprov Sulsel
Nurdin Abdullah saat menerima Pengurus Pemuda Muhammadiyah Sulsel di Rumah Jabatan Gubernur, Senin (2/9/2019) pagi. 

TRIBUN - TIMUR.COM, MAKASSAR - Gubernur Sulsel M Nurdin Abdullah meminta para pemuda mengambil bagian dalam dalam memajukan pembangunan di Sulsel.

Pemuda Muhammadiyah menjadi mitra strategis penerintah. " Saya minta tahun 2020 sudah ada program yang bisa disinergikan," jelas Nurdin Abdullah saat menerima Pengurus Pemuda Muhammadiyah Sulsel di Rumah Jabatan Gubernur, Senin (2/9/2019) pagi.

Indonesia Kirim 26 Wakil Turnamen Chinese Taipei Open 2019, Fajar/Rian Jadi Unggulan Pertama

7 Fakta Kasus Video Panas Mahasiswi & Model Banjarmasin, Direkam Pakai HP Cowok, Dicuri hingga Viral

Gandeng Rumah Zakat, MTT Foundation Sunat Gratis Ratusan Anak dari 5 Pulau di Pangkep

Pembahasan APBD Perubahan 2020 Alot, DPRD Bingung Ada Perbedaan Dokumen KUA PPAS - RKA

Ini Promo Bulan September di Arthama Hotel Losari, Ada Mini Pizza

Pemuda Muhammadiyah dipimpin Ketua Olly Oschar audiens dengan gubernur untuk melaporkan hasil Musyawarah Wilayah yang digelar di Kota Parepare Juli 2019 lalu.

Olly Oschar mengatakan siap untuk berkolaborasi dan membangun sinergi dengan pemerintah. " Kami siap terlibat langsung, mengawal, dan mengkritisi positif kegiatan pemerintah dalam memajukan dan mensejahterakan masyarakat Sulsel," katanya.

Pada kesempatan itu, Gubernur Nurdin Abdullah mengharapkan kepada Pemuda Muhammadiyah untuk peran aktif dalam proses pengaderan pemimpin daerah dan bangsa ke depan.

Nurdin Abdullah saat menerima Pengurus Pemuda Muhammadiyah Sulsel di Rumah Jabatan Gubernur, Senin (2/9/2019) pagi.
Nurdin Abdullah saat menerima Pengurus Pemuda Muhammadiyah Sulsel di Rumah Jabatan Gubernur, Senin (2/9/2019) pagi. (Humas Pemprov Sulsel)

Dijelaskan, Sulsel menjadi daerah penyangga ibukota negara yang baru. " Pemuda harus siap. Kita persiapkan Sulsel sebagai daerah penyangga ibukota negara. Akan banyak perubahan ke depan," katanya.

Menurut Nurdin Abdullah, faktor yang segera harus mendapat perhatian serius adalah lahan kritis. "Bikin satu program yang bisa bermanfaat dan langsung dirasakan oleh masyarakat. Saya harapkan semua komponen pemuda partisipasi dalam program penghijauan," jelas Nurdin Abdullah di dampingi Sekprov Dr Abdul Haya Gani. (*)

Tak terima pernyataan pengusaha taksi Malaysia, driver ojol di Makassar kepung Kantor Gubernur Sulsel

Terpisah, ribuan driver ojek online atau Ojol berunjukrasa di depan Kantor Gubernur Sulsel, Jl Urip Sumoharjo, Makassar, Senin (2/8/2019) siang.

Mereka menamakan diri Aliansi Solidaritas Driver Ojek Online Kota Makassar.

Unjukrasa itu terkait beredarnya video oknum pengusaha taxi di Negera Malaysia yang dianggap menghina profesi ojek online.

Pengunjukrasa meminta oknum pengusaha yang diketahui bernama Datuk Shamsubahrin Ismail, diproses sesuai hukum yang berlaku di negara Malaysia.

"Gojek hanya untuk orang miskin, seperti di Jakarta," kata Datuk Shamsubahri Ismal dalam petikan pernyataannya yang viral di media sosial.

Jenderal lapangan pada aksi unjukrasa itu, Asriady (39), mengungkapkan, apa yang dinyatakan Datuk Shamsubahri tersebut merupakan bentuk penghinaan kepada bangsa Indonesia, khususnya pekerja ojek online.

"Video viral yang ada di media sosial, dinyatakan oleh pemilik Big Blue Taxi yang ada di Malaysia merupakan penghinaan besar kepada bangsa Indonesia. Ada dua poin pentingnya, pertama penghinaan kepada negara Indonesia, kedua penghinaan profesi driver online Indonesia," kata Asriady.

Oleh Asriady, aksi unjukrasa yang dilakukan itu, merupakan buntut kekecewaan terhadap pemerintah Indonesia yang tidak merespon adanya dugaan penghinaan tersebut.

"Kami turung ke jalan, karena kami menunggu respon dari pemerintah yang sampai saat ini belum ada respon," jelasnya.

Dalam pernyataan sikapnya, ada lima poin yang menjadi tuntutan pengunjukrasa:

1. Menolak keras permintaan maaf oknum pengusaha taksi Big Blue atas nama Datuk Shamsubahrin Ismali.
2. Meminta kepada keduataan besar (Kedubes) Malaysia untuk memproses oknum tersebuy sesuai undang-undang yang berlaku di Negara Malaysia.
3. Atas nama Bangsa Indonesia, kami menolak adanya produk Malaysia yang beredar di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
4. Meminta dengan hormat kepada Pemerintah Indonesia, untuk serius menyikapi persoalan penghinaan Bangsa Indonesia.
5. Tegakkan UUD Negars RI 1945 dan Menangkan Pancasila.

Unjukrasa yang tergabung dari beberapa komunitas driver ojek online dan organisasi kemasyarakatan itu, diawali dengan berkumpul di depan Monumen Mandala.

Seusai di depan Monumen Mandala, pengunjukrasa bergerak ke DPRD Sulsel dan diakhiri di depan kantor gubernur Sulssl

Unjukrasa yang dikawal sejumlah aparat kepolisian itu, berlansung tertib. Meski sempat memperlambat arus kendaraan akibat kepadatan kendaraan yang terjadi.(tribun-timur.com)

Langganan berita pilihan
tribun-timur.com di WhatsApp
Klik > http://bit.ly/whatsapptribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Indonesia Kirim 26 Wakil Turnamen Chinese Taipei Open 2019, Fajar/Rian Jadi Unggulan Pertama

7 Fakta Kasus Video Panas Mahasiswi & Model Banjarmasin, Direkam Pakai HP Cowok, Dicuri hingga Viral

Gandeng Rumah Zakat, MTT Foundation Sunat Gratis Ratusan Anak dari 5 Pulau di Pangkep

Pembahasan APBD Perubahan 2020 Alot, DPRD Bingung Ada Perbedaan Dokumen KUA PPAS - RKA

Ini Promo Bulan September di Arthama Hotel Losari, Ada Mini Pizza

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved