Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Musim Kemarau Panjang di Sulsel, Ini Daerah yang Dilaporkan Kering

Hal tersebut diungkapkan oleh Kadis Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulsel, Nur Fitriani, Minggu (25/9/2019).

Penulis: Saldy Irawan | Editor: Syamsul Bahri
Humas Pemkab Sinjai
BPBD Sinjai sedang meninjau lokasi kekeringan tanaman padi warga di Lembang Gogoso 

TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) M Nurdin Abdullah menyurati bupati dan wali kota di Sulsel dalam menghadapi musim kemarau panjang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kadis Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sulsel, Nur Fitriani, Minggu (25/9/2019).

Ini Jawaban NiMatullah Soal Dugaan Masuk Angin

FOTO-FOTO: Pelantikan Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Sulsel

Ramalan Zodiak Besok Senin 26 Agustus 2019: Scorpio Dihantui Masa Lalu, Gemini Saatnya Buktikan!

Pemda Wajo Janjikan Lapak Darurat Buat Pedagang Pasar Tempe

Harga Elpiji 3 Kilogram Naik 95 Persen di Biringbulu Gowa

"Jadi melihat musim kemarau panjang ini, Gubernur meminta kepada pemerintah daerah agar melakukan upaya-upaya pemanfaatan saluran air dalam musim kemarau panjang ini," ujar Fitriani.

Dari tiga sektor pertanian di Sulsel, sektor barat yang kini mengalami kekeringan akibat musim kemarau.

Sektor barat itu meliputi, Barru, Pangkep, Maros, Takalar, Jeneponto.

Sebagian sektor barat, masih berstatus aman seperti di Gowa, Bantaeng, dan separuh Bulukumba.

Kedua, untuk di sektor timur seperti Bone sebagian, Pinrang, dan Wajo juga mengalami kekeringan. Sedangkan daerah sektor lainnya seperti Sidrap dan Soppeng masih kondisi aman.

Kondisi sawah di Kampung Data, Kabupaten Maros, yang dilanda kekeringan, Kamis (8/8/2019).
Kondisi sawah di Kampung Data, Kabupaten Maros, yang dilanda kekeringan, Kamis (8/8/2019). (TRIBUN TIMUR/AMIRUDDIN)

Berbeda dengan sektor peralihan seperti Luwu Raya, Enrekang, dan Toraja justeru mengalami kelebihan air, yang disebabkan karen memasuki musim penghujan.

"Kita di Sulsel itu memiliki tiga iklim di waktu bersamaan, seperti kemarau, penghujan dan peralihan," katanya.

Khusus untuk wilayah kekeringan, Dinas Pertanian Sulsel kata Fitri tidk membuat petani di Sulsel 'nganggur' akibat cuaca ekstrem.

Tapi sebagian di kabupaten kota, itu memiliki daerah yang memiliki produksi air yang bisa mencukupi kebutuhan areal persawahan mereka.

"Jadi meski kemarau kita tetap panen, mesti itu lokasinya berbeda," kata Fitri.

Fitri pun membeberkan, tahun 2018 lalu kondisi cuaca di Sulsel sama seperti tahun 2019 ini, dan kondisi itu bisa hasilkan 5,8 juta ton beras.

Terkait itu, ia pun berharap di 2019 produksi beras di Sulsel pun demikian. (*)

Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy

Langganan Berita Pilihan 
tribun-timur.com di Whatsapp 
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved