TRIBUNWIKI
TRIBUNWIKI: Sindrom William Jadi Trending Topik Google, Apa Itu? Simak Ulasannya
putra bungsu komedian Dede Sunandar mengidap penyakit langka yakni Williams Syndrome.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Sejak tampil menjadi publik figur, kehidupan Dede Sunandar kini menjadi sorotan.
Salah satu kabar yang berhembus saat ini adalah kondisi kesehatan sang anak.
Kabarnya di usianya yang belum genap dua tahun, anak laki-laki Dede Sunandar, Ladzan Syafiq Sunandar harus menghadapi penyakit serius.
Baca: TRIBUNWIKI: PSIM Yogyakarta Jadi Trending Topic Google, Simak Sejarahnya
Dilansir dari Banjarmasin Post, putra bungsu komedian Dede Sunandar yang merupakan sahabat Raffi Ahmad dan Nagita Slavina itu dikabarkan kini mengidap penyakit langka yakni Williams Syndrome.
Sambil menahan tangis, Dede Sunandar pun tampak sedih kala menceritakan kondisi bayinya tersebut.
Masalah ini juga terjadi pada anak kedua Dede dan Karen yang dikabarkan mengalami penyempitan di dua bagian aliran di atas jantung.
Termasuk Raffi Ahmad yang tampak penasaran dengan penyakit tersebut.
Hingga akhirnya, Dede Sunandar pun menjelaskan secara rinci soal penyakit yang diderita Ladzan.
"Saya pernah dengar de, Ladzan sakit ?" tanya Raffi Ahmad dalam tayangan Okay Bos Trans 7 edisi Selasa (6/8/2019).
"Iya pak, dia punya penyakit yang beda dari semua orang. Nama penyakitnya William Syndrome. Jadi kayak jantung, paru-paru sampai lambung itu ada masalah. Jadi mau enggak mau harus dioperasi," ungkap Dede Sunandar.
Lebih lanjut, Dede Sunandar pun mengungkap soal tahapan operasi yang harus dilakukan oleh anaknya.
Tak bisa sekaligus, putra Dede Sunandar rupanya harus menjalani 4 tahapan operasi hingga usianya 23 tahun.
"Operasinya itu ada 4 tahapan. Umur 1 sampai 3 tahun, 7 tahun, 13 tahun sampai 23 tahun," ucap Dede Sunandar.
Di usia Ladzan yang kini sudah menginjak 1 tahun 4 bulan, Dede Sunandar dan keluarga pun telah melakukan beragam penanganan akibat penyakit langka Williams Syndrome.
Putra Dede Sunandar itu pun harus rutin di periksa ke dokter setiap bulan.
"Tindakan semaksimal keluarga Dede udah. Sampai sudah yang dimasukin ke dalam (pemeriksaan medis). Terus pemeriksaan setiap bulan," kata Dede Sunandar.
Meski begitu, Dede Sunandar mengaku tak selalu memiliki biaya untuk memenuhi kebutuhan medis sang putra.
Sebab diakui Dede Sunandar, setiap hari putranya itu harus meminum susu khusus jantung yang memiliki harga mahal.
"Itu kan susu harus beli yang susu jantung. Satu botol itu harganya Rp 300 sampai 400 (ribu) dipakai satu sampai dua hari," akui Dede Sunandar.
Namun, Dede Sunandar mengaku akan tetap berusaha demi kesembuhan anaknya.
Bahkan sindorm tersebut menjadi trending topik google, Jumat (9/8/2018) petang ini.
Apa Itu Sindrom William?
Dilansir dari wikipedia, Sindrom Williams atau Williams syndrome (WS) adalah kelainan genetik yang mempengaruhi banyak bagian tubuh.
Salah satu efek dari sindrom ini dapat terlihat pada fitur wajah yang sering kali termasuk dahi yang lebar, hidung pendek dan pipi penuh.
Penampilan wajah individu dengan WS telah digambarkan seperti muka "peri".
Selain itu, disabilitas intelektual (ringan hingga sedang) yang disertai dengan gangguan kemampuan spasial visual, dan gangguan dengan bahasa juga merupakan karakteristik umum sindrom Williams.
Individu dengan WS cenderung memiliki kepribadian yang ramah dan mudah berinteraksi dengan orang yang tak dikenal.
Masalah dengan gigi, masalah jantung, serta hiperkalsemia (kadar kalsium tinggi dalam darah) juga sering muncul pada individu dengan WS.
Sindrom Williams (WS) disebabkan oleh kelainan genetik, yaitu penghapusan sekitar 27 gen dalam salah satu dari dua lengan panjang kromosom 7.
Biasanya penghapusan gen ini terjadi sebagai peristiwa acak (random) saat pembentukan sel telur atau sperma dari mana seseorang berkembang.
Dalam sejumlah kecil kasus, sindrom ini diwarisi dari orang tua yang terkena sindrom secara dominan autosomal.
Diagnosis sindrom Williams biasanya bermula dari observasi gejala yang lalu dikonfirmasikan dengan tes genetik.
Sindrom Williams pertama kali diutarakan oleh John CP Williams dari Selandia Baru pada tahun 1961.
Sindrom Williams mempengaruhi kira-kira 1 dari 7.500 hingga 1 dalam 20.000 kelahiran.
Program pendidikan khusus dan berbagai jenis terapi dapat membantu mengatasi efek dari sindrom Williams.
Bila perlu, operasi dapat dilakukan untuk memperbaiki masalah jantung.
Perubahan diet atau obat mungkin diperlukan untuk mengatasi kadar kalsium tinggi dalam darah.
Tanda-tanda dan karakteristik
Karakteristik sindrom Williams (WS) yang paling umum adalah kelainan jantung dan fitur wajah yang unik.
Karakteristik lainnya adalah ketidakmampuan penambahan berat badan pada masa bayi dan hipotonia (tone otot yang rendah).
Individu dengan WS cenderung mempunyai barisan gigi yang renggang, filtrum yang panjang, dan jembatan hidung yang datar.
Kebanyakan individu dengan sindrom Williams mempunyai kemampuan verbal yang tinggi dibandingkan dengan IQ mereka.
Mereka juga cenderung terlalu ramah dan telah digambarkan sebagai mempunyai tipe kepribadian "pesta koktail".
Individu dengan sindrom Williams sering kali terlalu fokus pada mata orang lain dalam interaksi sosial.
Fisik
Individu dengan sindrom Williams (WS) dapat mengalami banyak masalah jantung seperti penyempitan pembuluh darah utama serta stenosis aorta supravalvular.
Gejala lain termasuk masalah gastrointestinal seperti kolik yang parah atau berkepanjangan, sakit perut, nocturnal enuresis (mengompol) dan kesulitan buang air kecil, masalah gigi dan email gigi, serta masalah hormon.
Gejala yang paling umum adalah hiperkalsemia (kadar kalsium tinggi dalam darah).
Hipotiroidisme atau level tiroid rendah telah dilaporkan terjadi pada anak-anak dengan WS, tetapi tidak ada bukti itu terjadi pada orang dewasa dengan WS.
Orang dewasa dengan WS juga memiliki risiko diabetes tipe 2 lebih tinggi daripada populasi umum.
Beberapa kasus diabetes sudah pernah ditemukan pada pasien dengan WS usia semuda 21 tahun.
Individu dengan sindrom Williams sering mengalami hiperakusis dan fonofobia (ketakutan terhadap bunyi tertentu) yang menyerupai gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan, tetapi kemungkinan disebabkan oleh saraf pendengaran yang tidak berfungsi.
Meski demikian, individu dengan WS juga cenderung mempunyai kecintaan tinggi terhadap musik, dan banyak pula dari mereka yang memiliki kemampuan tala mutlak.
Selain itu, individu dengan WS sepertinya lebih cenderung kidal dan memiliki mata kiri yang dominan.
Pengobatan
Tidak ada obat untuk sindrom Williams.
Saran termasuk menghindari kalsium dan vitamin D tambahan, serta mengobati kadar kalsium darah yang tinggi.
Penyempitan pembuluh darah dapat menjadi masalah kesehatan yang signifikan, dan dirawat secara individual.
Terapi fisik bermanfaat untuk pasien dengan kekakuan sendi dan tonus otot rendah.
Terapi perkembangan dan wicara juga dapat membantu anak-anak dan meningkatkan keberhasilan interaksi sosial mereka.
Perawatan lain didasarkan pada gejala khusus pasien.
American Academy of Pediatrics merekomendasikan evaluasi kardiologi tahunan untuk individu dengan sindrom Williams.
Penilaian yang direkomendasikan lainnya termasuk: evaluasi oftalmologis, pemeriksaan untuk hernia inguinalis, penilaian pendengaran objektif, pengukuran tekanan darah, evaluasi perkembangan dan pertumbuhan, penilaian ortopedi pada sendi, tonus otot, dan penilaian makanan dan makanan yang sedang berlangsung untuk mengelola sembelit dan masalah kemih.
Perawatan perilaku telah terbukti efektif.
Dalam hal keterampilan sosial, mungkin efektif untuk menyalurkan sifat mereka dengan mengajarkan keterampilan dasar.
Beberapa di antaranya adalah cara yang tepat untuk mendekati seseorang, bagaimana dan kapan bersosialisasi di lingkungan seperti sekolah atau tempat kerja, dan peringatan akan tanda-tanda dan bahaya eksploitasi.
Untuk ketakutan bahwa mereka menunjukkan pendekatan perilaku-kognitif, seperti terapi, adalah pengobatan yang direkomendasikan.
Salah satu hal yang harus diperhatikan dengan pendekatan ini adalah untuk memastikan bahwa sifat menawan pasien tidak menutupi perasaan yang mendasarinya.
Mungkin perawatan yang paling efektif untuk mereka yang menderita sindrom Williams adalah musik.
Mereka yang menderita sindrom Williams telah menunjukkan kekuatan relatif dalam hal musik, meskipun hanya dalam tugas nada dan ritme.
Mereka tidak hanya menunjukkan kekuatan di lapangan tetapi juga kegemaran tertentu untuk itu.
Telah diperlihatkan bahwa musik dapat membantu mengatasi kecemasan internal dan eksternal yang membuat orang-orang ini lebih mungkin menderita.
Tentang Sindrom Williams
Nama lain: Williams syndrome, Williams–Beuren syndrome
Spesialisasi: Genetika kedokteran, Pediatri
Gejala: Fitur wajah unik, disabilitas intelektual, sifat yang sangat ramah
Penyebab: Genetik
Perawatan: Berbagai macam terapi
Frekuensi: 1 dalam 7.500 hingga 1 dalam 20,000 kelahiran
Sumber berita: https://banjarmasin.tribunnews.com/2019/08/07/gejala-kelainan-williams-syndrome-diderita-anak-dede-sunandar-sahabat-raffi-ahmad-nagita-slavina?page=all
Baca: Kisah Harkito Syam Asal Pinrang, Jadi Tim PDKB-TT, Taruhkan Nyawa Amankan Listrik
Padahal Baru Saja Menikah, Foto Tanpa Busana Artis Dangdut Siti Badriah & Krisjiana di Kolam Beredar
LOWONGAN KERJA - Perum Perumnas & Toyota Astra Motor Cari Karyawan, Cek Link Pendaftaran Online
LAGI VIRAL Video Detik-detik Kepala Ular Piton 3 Meter Muncul di Lubang WC, Pemilik Rumah Histeris
Momen Jenderal Polisi Usir 2 Mahasiswa di Acara Rapat, Tolong Hormati Saya
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Baca: Lowongan Kerja - PT Astra Honda Motor Butuh Karyawan 20 Posisi, Cek Syarat, Daftar Online di Sini!
Baca: Terpisah 30 Tahun, BRSLU Gau Mabaji Pertemukan Nenek Hapsah dengan Keluarganya
Baca: Inikah Penyebab Uki Keluar dari NOAH dan Kata Ariel Mantan Pacar Luna Maya
Baca: Lowongan Kerja - McDonalds Cari Karyawan, Lulusan S1 Semua Jurusan, Cek Syarat & Link Pendaftaran
Baca: LAGI VIRAL Video Detik-detik Kepala Ular Piton 3 Meter Muncul di Lubang WC, Pemilik Rumah Histeris