Disebut 'Makelar' Proyek, Wakil Ketua PKK Tantang Pansus Hak Angket DPRD Sulsel
Wakil Ketua TP-PKK Sulsel, Hajrah Arsyad mengklarifikasi tudingan Panitia Khusus (Pansus) hak angket DPRD Sulsel.
Penulis: Hasan Basri | Editor: Suryana Anas
Proyek melalui tender maupun penunjukan langsung (PL) disejumlah daerah di Sulsel. “Ini atas nama ibu semua dan masih banyak yang lain tapi belum ditender,” kata Kadir di ruang sidang.
Tapi keterangan itu ditampik Hajrah. "Sumpah demi Allah. Saya tidak punya proyek karena saya bukan kontraktor. Tanya semua dinas-dinas,” kata Hajrah. Kadir lalu membuka dokumen itu kala itu
“Berarti ibu adalah makelar proyek yang menfasilitasi semua karena sangat jelas ada nama-nama ibu di sini,” ujar Kadir mempelihatkan daftar paket proyek atas nama terperiksa.
Pada sidang ini, Hajrah juga membantah beberapa keterangan terperiksa sebelumnya seperti mantan Kepala Biro Pembangunan Sulsel Jumras.
Dalam keterangannya di sidang hak angket, Jumras mengakui Hajrah beberapa kali datang melakukan lobi-lobi proyek.
Hajrah datang bersama saudara NA, Megawati Abdullah, dan kerabat dekat lainnya Naharuddin.
“Ibu Hajrah kita kenal Jumras. Berapa kali ibu ketemu Jumras?” tanya Kadir.
“Pernah ketemu satu kali waktu ulang tahun Parepare,” jawab Hajrah.
Mendengarkan jawaban itu, Kadir mengingatkannya memberikan keterangan sebenarnya.
Hajrah bersikukuh.
Kadir lalu meminta keterangan Jumras via sambungan telepon dan memperdengarkannya di ruang sidang.
Jumras menyampaikan beberapa kali bertemu Hajrah yang datang bersama Mega. “Pernah ketemu Hajrah, tempatnya berbeda-beda.
Pernah di SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) di dekat kantor gubernur. Hotel di Jalan Gunung Latimojong dekat perempatan Jalan Sungai Saddang, serta rumah makan Ujung Pandang,” ujar Jumras.
Pertemuan itu terkait urusan proyek.
“Ada daftar dia bawa,” jawab Jumras.