80 Anggota Ormas dan Aparat Desa Luwu Timur ke Pakatto Belajar Wawasan Kebangsaan
Peserta terdiri dari 22 aparat desa dan 58 anggota, pengurus ormas se-Luwu Timur. Mereka dilatih selama enam hari dari 3-8 Agustus 2019.
Penulis: Ivan Ismar | Editor: Syamsul Bahri
TRIBUNLUTIM.COM, MALILI - Sebanyak 80 warga dari Kabupaten Luwu Timur ikut pendidikan dan pelatihan wawasan kebangsaan bela negara di Rindam XIV Hasanuddin, Pakatto, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Peserta terdiri dari 22 aparat desa dan 58 anggota, pengurus ormas se-Luwu Timur. Mereka dilatih selama enam hari, mulai 3-8 Agustus 2019.
Jualan Kopi Tora Moka, Rahmatia Dapat Hadiah Rp 500 Ribu
Melepas Kepergian Kakak, Irman Yasin Limpo Tulis Puisi Lagi
Lepas Tim Saka Bhayangkara, Ini Pesan Kapolres Enrekang
Foto-foto Sedan Terbakar di Dekat Markas Polda Sulsel, Lalu Lintas Macet
Bupati Luwu Utara Indah Putri Bicara Demokrasi di Palopo
Berenang dan Nikmati Pasir Putih di Gusung Toraja, Peserta PIFAF Dijaga Polair
Asisten Pemerintahan Luwu Timur, Dohri Ashari mengatakan tantangan dan ancaman terhadap kedaulatan bangsa sifatnya sudah multidimensi.
Karena karakter ancaman dapat bersumber dari ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya.
"Ancaman ini menjadi tanggung jawab semua komponen termasuk aparat desa dan organisasi masyarakat," kata Dohri kepada TribunLutim.com, Minggu (4/8/2019).
Pembekalan wawasan kebangsaan bela negara menyangkut cinta tanah air, rela berkorban untuk bangsa dan negara dan memiliki kemampuan awal bela negara untuk menjaga keutuhan NKRI.
Selain itu, pancasila dan nasionalisme dari pelbagai ancaman, darah juang dan jiwa bela negara, harus terus dijaga dan tumbuh dalam jiwa para aparat desa dan organisasi masyarakat.
Ia mengajak warga membangun presepsi bersama mengenai kelangsungan hidup sebagai bangsa bukan tergantung pada kekuatan militer semata.
Menurutnya, dengan kekuatan rakyat maka bangsa ini akan mampu menghadapi segala jenis ancaman dan tantangan.
Sementara Kepala Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Luwu Timur, Guntur Hafid mengatakan pendidikan bela negara bertujuan membentuk karakter bela negara.
Adapun materi pelatihan adalah, pengarahan program kediklatan, etika pemerintah, jam komandan, pasukan baris berbaris, kesegaran jasmani.
Peran generasi muda dan ormas dalam upaya pembelaan negara, membangun karakter bangsa dalam bingkai NKRI, wawasan kebangsaan, mountenering, dan dinamika kelompok. (*)
Laporan Wartawan TribunLutim.com, vanbo19
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur:
Jualan Kopi Tora Moka, Rahmatia Dapat Hadiah Rp 500 Ribu
Melepas Kepergian Kakak, Irman Yasin Limpo Tulis Puisi Lagi
Lepas Tim Saka Bhayangkara, Ini Pesan Kapolres Enrekang
Foto-foto Sedan Terbakar di Dekat Markas Polda Sulsel, Lalu Lintas Macet
Bupati Luwu Utara Indah Putri Bicara Demokrasi di Palopo
Berenang dan Nikmati Pasir Putih di Gusung Toraja, Peserta PIFAF Dijaga Polair
