Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kampung Sapiria 'Dibongkar' Polisi, Begini Reaksi Direktur L-PKNM

Disebut 'Kerajaan Narkoba' keluarga Borto lantaran, bisnis barang haram itu dijalankan oleh sejumlah anggota keluarga.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Ansar
muslimin emba/tribun-timur.com
Direktur Lembaga Persaudaraan Korban Napza Makassar (L-PKNM) Farid Satria, saat bertandang ke kantor Tribun-Timur. 

Sebab, jika tidak, lanjut Farid, generasi muda khususnya anak dibawa umur tidak menutup kemungkinan akan terpapar dengan keberlansungan bisnis barang haram tersebut.

Terlebih Kampung Sapiria termasuk dalam kawasan padat penduduk.

"Saya pikir sudah saatnya pihak Kepolisian, BNN dan pemerintah setempat membangun sinergi untuk memutus mata rantai peredaran narkoba di Kampung Sapiria ini," ujarnya.

"Misalnya, pemerintah Kota Makassar khususnya pemerintah setempat sudah harus mendata warganya yang terindikasi sebagai pengguna. Jika sudah terdata maka dilakukan sosialisasi atau pendekatan untuk mengajak dia (korban Napza) untuk rehabilitasi," harap Farid.

Tujuannya, kata Farid, jika pengguna telah mengikuti rehabikitasi dan kembali sadar tampa ketergantungan narkoba. Maka, bisnis gelap peredaran narkoba tersebut perlahan 'gulung tikar' akibat kurangnya peminat atau 'konsumen'.

Selain itu, kata Farid, pemerintah juga harus segera mengidentifikasi penyebab sebagian warga Kampung Sapiria masih tergiur dengan bisnis barang haram tersebut.

"Jika memang permasalahannya adalah ekonomi, maka pemerintah melalui pemberdayaannya harus segera mencarikan solusi," kata farid.

"Seperti membuat pelatihan kerja atau kreatifitas agar, mereka dapat kembali hidup normal tampa terlibat bisnis peredaran narkoba," jelas Farid.

Begitu juga dengan Kepolisian dan BNN. Menurut Farid, kedua instansi penegak hukum tersebut, harus tetap intens melakukan pengungkapan.

Hingga penindakan tegas terhadap para pengedar dan bandar, guna memutus mata rantai masuknya barang haram itu di Kota Makassar.

"Jika pencegahan jalan, kemudian ada tawaran solusi jika peredaran narkoba itu disebabkan faktor ekonomi, dan penindakan terhadap bandar-bandar besar itu tegas," lanjutnya.

Dia  yakin Kota Makassar khususnya kampung Sapiria dapat terbebas dari bisnis gelap itu.

Terpisah Kasat Resnarkoba Polrestabes Makassar, Kompol Diari Estetika yang dikonfirmasi, mungungkapkan, masih melakukan proses sidik ke 16 terduga keluarga Borto.

"Masih proses sidik," katanya saat dikonfirmasi terkait pemasok dan tatacara peredaran narkoba ala 'Kerajaan Narkoba' keluarga Borto. (*)

Langganan Berita Pilihan 
tribun-timur.com di Whatsapp 
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved