Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kampung Sapiria 'Dibongkar' Polisi, Begini Reaksi Direktur L-PKNM

Disebut 'Kerajaan Narkoba' keluarga Borto lantaran, bisnis barang haram itu dijalankan oleh sejumlah anggota keluarga.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Ansar
muslimin emba/tribun-timur.com
Direktur Lembaga Persaudaraan Korban Napza Makassar (L-PKNM) Farid Satria, saat bertandang ke kantor Tribun-Timur. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kampung Sapiria, Jl Pannampu, Kecamata Tallo, utara Kota Makassar, mungkin tidak asing lagi bagi para pengguna dan pengedar narkoba.

Kamis (1/8/2019), Satua Reserse Narkoba Polrestabes Makassar, membongkar sindikat peredaran narkoba 'Kerajaan Narkoba' keluarga Borto.

Disebut 'Kerajaan Narkoba' keluarga Borto lantaran, bisnis barang haram itu dijalankan oleh sejumlah anggota keluarga.

Punya Ribuan Butir Obat Daftar G, Warga Dusun Batulappara Maros Terancam 10 Tahun

Minum Teh di Kafe Tribun Timur, Dirut Perusda Sulsel: Baik Sekali Itu Pak Gubernur

Review Lengkap HP Terbaru Vivo S1, Mulai Dari Baterai, Hasil Kamera hingga Kemampuan Saat Main Game

Benar saja, dalam pengungkapan itu, 16 orang yang merupakan satu keluarga jaringan 'Kerajaan Narkoba' keluarga Borto diamankan.

Mereka merupakan ayah, ibu, anak dan anggota keluarga lainnya.

Direktur Lembaga Persaudaraan Korban Napza Makassar (L-PKNM) Farid Satria, mengaku heran dengan kondisi Kampung Sapiria yang belum terbebas dari bisnis haram peredaran narkoba tersebut.

Pasalnya, kata Farid, pihak Kepolisian dan BNN sudah berulangkali melakuka penggerebekan di 'Kampung Narkoba' tersebut.

Namun, kenyataannya lanjut Farid, mata rantai peredaran narkoba di Kampunv Sapiria belum juga terputus.

Terbukti dengan pengungkapan 'Kerajaan Narkoba' keluarga Borto oleh Tim Elang Resnarkoba Polrestabes Makassar.

"Kemarin Satuan Narkoba Polrestabes Makassar amankan 16 orang, sebelumnya juga sama," kata Farid Satria kepada tribun, Jumat (2/8/2019) siang.

Punya Ribuan Butir Obat Daftar G, Warga Dusun Batulappara Maros Terancam 10 Tahun

Minum Teh di Kafe Tribun Timur, Dirut Perusda Sulsel: Baik Sekali Itu Pak Gubernur

Review Lengkap HP Terbaru Vivo S1, Mulai Dari Baterai, Hasil Kamera hingga Kemampuan Saat Main Game

"BNN dan Kepolisian bahkan telah melakukan penggerebekan besar-besaran tahun lalu. Barang buktinya juga berkilo-kilo, tapi saja masih ditemui hingga saat ini," lanjut dia.

Menurut Farid, penggerebekan Kampung Sapiria, mestinya harus mengurangi intensitas peredaran narkoba bahkan memutus mata rantainya.

Namun kenyataannya, penggerebekan yang dilakukan pihak Kepolisian dan BNN kata dia, seolah tidak berefek pada keberlansung bisnis barang haram itu.

Ia pun beeharap, pihak Kepolisian, BNN dan aparat pemerintah setempat dapat membangun sinergi untuk membersihkan Kampung Sapiria dari imeg negatif, 'Kampung Narkoba'.

Sinergi yang dimaksudkan Farid ialah, selain penindakan hukum, langkah preventif atau pencegahan, kata Farid juga semestinya segera dipikirkan bersama.

Sebab, jika tidak, lanjut Farid, generasi muda khususnya anak dibawa umur tidak menutup kemungkinan akan terpapar dengan keberlansungan bisnis barang haram tersebut.

Terlebih Kampung Sapiria termasuk dalam kawasan padat penduduk.

"Saya pikir sudah saatnya pihak Kepolisian, BNN dan pemerintah setempat membangun sinergi untuk memutus mata rantai peredaran narkoba di Kampung Sapiria ini," ujarnya.

"Misalnya, pemerintah Kota Makassar khususnya pemerintah setempat sudah harus mendata warganya yang terindikasi sebagai pengguna. Jika sudah terdata maka dilakukan sosialisasi atau pendekatan untuk mengajak dia (korban Napza) untuk rehabilitasi," harap Farid.

Tujuannya, kata Farid, jika pengguna telah mengikuti rehabikitasi dan kembali sadar tampa ketergantungan narkoba. Maka, bisnis gelap peredaran narkoba tersebut perlahan 'gulung tikar' akibat kurangnya peminat atau 'konsumen'.

Selain itu, kata Farid, pemerintah juga harus segera mengidentifikasi penyebab sebagian warga Kampung Sapiria masih tergiur dengan bisnis barang haram tersebut.

"Jika memang permasalahannya adalah ekonomi, maka pemerintah melalui pemberdayaannya harus segera mencarikan solusi," kata farid.

"Seperti membuat pelatihan kerja atau kreatifitas agar, mereka dapat kembali hidup normal tampa terlibat bisnis peredaran narkoba," jelas Farid.

Begitu juga dengan Kepolisian dan BNN. Menurut Farid, kedua instansi penegak hukum tersebut, harus tetap intens melakukan pengungkapan.

Hingga penindakan tegas terhadap para pengedar dan bandar, guna memutus mata rantai masuknya barang haram itu di Kota Makassar.

"Jika pencegahan jalan, kemudian ada tawaran solusi jika peredaran narkoba itu disebabkan faktor ekonomi, dan penindakan terhadap bandar-bandar besar itu tegas," lanjutnya.

Dia  yakin Kota Makassar khususnya kampung Sapiria dapat terbebas dari bisnis gelap itu.

Terpisah Kasat Resnarkoba Polrestabes Makassar, Kompol Diari Estetika yang dikonfirmasi, mungungkapkan, masih melakukan proses sidik ke 16 terduga keluarga Borto.

"Masih proses sidik," katanya saat dikonfirmasi terkait pemasok dan tatacara peredaran narkoba ala 'Kerajaan Narkoba' keluarga Borto. (*)

Langganan Berita Pilihan 
tribun-timur.com di Whatsapp 
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur

Follow akun instagram Tribun Timur:

Silakan Subscribe Youtube Tribun Timur:

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved