Saat Ia Merintih Kesakitan Dia Sadar Harus Tetap Hidup, Begini Cerita Isye Pengidap HIV Positif
Saat Ia Merintih Kesakitan Dia Sadar Harus Tetap Hidup, Cerita Isye Pengidap HIV Demi Anaknya
Ia pun mulai membuka status kepada orang lain. Ada yang mendukung, ada pula yang malah memberikan stigma.
“Orang tahu saya tertular dari suami. Tapi, suka ada orang yang berkata, kamu dulunya nakal sih dan lain-lain,” ucap dia.
Meski stigma kerap menghampiri perjalanan hidupnya, ia bertekad menjalani hidup dengan bekerja dan mengurus keluarga.
Hingga suami meninggal pada 2011, beberapa tahun kemudian ia menikah lagi dengan sesama pengidap HIV dan dikaruniai satu anak.
Suami kedua meninggal pada 2018.
“Sekarang saya single parent. Tidak mudah, tapi saya dan anak-anak menjalaninya dengan baik,” ucap dia.
Saat ini, anak pertamanya sudah menginjak semester III di salah satu perguruan tinggi di Bandung dan anak keduanya baru masuk SD.
“Mereka negatif (HIV),” tutur dia.
Baca: Pemuda Ini Bawa Kabur Obat HIV/AIDS Milik Pasangan Gay-nya Rp 75 Juta, Setelah 2 Tahun Bersama
Baca: Dikeluarkan dari Sekolah karena Mengidap HIV, Begini Surat Terbuka ODHA untuk Presiden Jokowi
Baca: Deng Ical: Jika tak Dihentikan, HIV/AIDS Bisa Hancurkan Peradaban
Sepak bola
Selain mengurus anak, Isye kini aktif di Rumah Cemara dan bekerja di Female Plus sebagai pendukung sebaya.
Dari pekerjaannya di LSM inilah, ia bisa menghidupi keluarganya.
Ia pun tetap aktif berolahraga.
Bahkan, ia terpilih menjadi satu-satunya wanita dalam tim nasional Homeless World Cup ( HWC) 2019.
Isye bersama tim akan mewakili Indonesia untuk berlaga di Cardiff City, Inggris, pada 27 Juli-3 Agustus 2019.
Perjuangan Isye untuk gabung di timnas HWC 2019 tidak diperoleh dengan mudah. Ia memulainya pada 2013 saat menjuarai pertandingan sepak bola tingkat Jabar.