Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hoax Audrey Yu Kerja di NASA dan Bergaji Rp 200 Juta, Ketemu Jokowi, hingga Ditawari Kerja di BPPT

Hoax Audrey Yu kerja di NASA dan bergaji Rp 200 juta, bertemu Jokowi, hingga ditawari kerja di BPPT, begini faktanya.

Editor: Edi Sumardi
HO
Audrey Yu 

Berikut tulisan pengelola akun bernama Rudi Kurniawan di Facebook.

TERNYATA INDONESIA (PERNAH) PUNYA "ANAK AJAIB" ASAL SURABAYA

Anak ajaib itu bernama Audrey.
Audrey selesaikan SD 5 thn, SMP 1 thn, dan SMA 11 bln. Dia lulus SMA di umur yg sangat muda, 13 thn! Masalah terjadi krn tdk ada kampus di Indonesia yg mau terima anak umur 13 thn jadi mahasiswa. Jadi dia kuliah di luar negeri, di University of Virginia. Kalian tau jurusan apa? FISIKA! Dia selesaikan studinya dlm 3 thn. Di umur 16 thn dia jadi sarjana fisika dgn predikat Summa Laude! Sempurna!

Gak cuma itu, umur 10 thn skor TOEFL nya 573, memecahkan rekor MURI dgn nilai TOEFL tertinggi di usia termuda. Umur 11 thn hafal luar kepala kamus Indonesia–Inggris setebal 650 halaman. Umur 14 thn skor TOEFL 670!! Skrg Audrey sekurang²nya bisa menguasai 6 bahasa asing: Inggris, Prancis, Jerman, Mandarin, Rusia & bahasa Latin.

Tp krn keajaibannya itu membuat dia terkucilkan. Kalangan dewasa anggap dia tdk normal. Teman sebaya anggap dia aneh sendiri, hrs dijauhi, tak bisa diajak berteman, hrs dikucilkan.
Kondisi lingkungan spt itu membuatnya menderita. Di rmh, dia selalu dimarahi.
Di sklh selalu di-bully. Di pergaulan ibunya selalu jadi bahan gunjingan.

Bnyk org luar negeri menyayangkan krn kondisinya di Indonesia yg demikian itu membuat kemampuan Audrey di masa remajanya ter sia²kan. Tp di balik semua perlakuan itu ternyata Audrey adlh org yg begitu bangga dgn Indonesia. Bnyk buku yg dia tulis yg menggambarkan kecintaannya thd negeri ini.

Thn 2017 kemarin dia dinobatkan menjadi salah satu dari 72 ikon prestasi Indonesia.
Berikut ini ulasan dari Pak Dahlan Iskan:

SULITNYA (PUNYA) ANAK SUPER PANDAI

UMUR Audrey baru 4 thn saat itu.
Tp pertanyaannya setinggi filsuf:
Kemana perginya rasa bahagia?
Atau: Apa arti kehidupan?

Pertanyaan spt itu membuat org tuanya kewalahan. Begitu sering dia tanyakan. Dan tidak ada jawaban. Gurunya belingsatan. Lingkungannya jengkel.
Di mata mrk, Audrey-cilik tetap dianggap bocah ingusan, tak pantas bertanya ­spt itu. Bahkan, ada yg menganggapnya mengidap kelainan jiwa.

Padahal dia merasa normal. Semua pelajaran bisa dia ikuti dgn baik. Sangat baik. Bahkan istimewa. Semua bisa dia jawab. Bahkan yg blm ditanyakan sekalipun. Tp dia merasa terasing. Di rumahnya, di sekolahnya, di pergaulannya, dan jg di gerejanya.

Org tuanya, terutama ibunya, kian jengkel. Yakni saat Audrey melanjutkan pertanyaan ''arti kehidupan'' itu dgn pertanyaan yg lebih sulit dijawab: Mengapa ada org miskin & miskin sekali sampai hrs jadi pemulung atau gelandangan?
Anak kecil yg tambah menjengkelkan.

Ketika sudah di SD dia ngotot mau ke tempat sampah. Mencari pemulung. Ingin membantu. Ingin melakukan spt yg disebut dlm Pancasila. Khususnya sila kelima. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dia tidak hanya hafal Pancasila. Tp merasuk sekali dlm jiwanya. Saking merasuknya, sampai dia selalu mempersoalkan ini: Mengapa yg tertulis & diajarkan di Pancasila tidak sesuai dgn kenyataan? Dlm kehidupan sehari² di masyarakat. Spt yg dia lihat. Dan yg dia alami sendiri. Sbg pribadi, sbg anak, bahkan sbg anak keluarga Tionghoa.

Dia ngotot ingin selalu ke tempat pemulung, ingin tau arti kehidupan. Tentu ibunya melarang, bahkan memarahinya. Semua ibu mgkn akan spt itu.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved