None Tiba-tiba Berhenti Merokok Usai Jenguk Sang Kakaknya Ichsan Yasin Limpo
17 Juni 2019, atau dua pekan lalu, mantan Calon Wali kota Makassar ini membesuk Ichsan YL di RS Mount Elizabeth Hospital di Singapura. Ichsan menderit
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Syamsul Bahri
Meski ada pengumuman demikian, masih ada juga yang nekat merokok meski ruangan ber-AC dan telah dipasang tulisan peringatan, karena sebagian besar masyarakat belum tahu betul alasan dilarang merokok di ruangan ber-AC. Tidak jarang dari mereka cenderung mengabaikan larangan ini, padahal jika dibiarkan akan membawa dampak yang cukup serius bagi kesehatan.
Seperti yang dikutip, Tribun Pekanbaru, dr Hendra Asputra SpPD, selaku spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru menjelaskan tentang bahaya merokok di ruangan ber-AC yang dapat mengganggu berbagai fungsi saluran pernafasan.
“Merokok tidak saja meracuni diri sendiri, tapi juga orang lain,” ujarnya.
Berbagai penyakit pernafasan pun akan timbul. Salah satunya memicu bronkitis alergi, sebuah kondisi akibat adanya peradangan pada saluran pernapasan menuju ke paru-paru.
Penyakit ini merupakan sejenis asma dimana bronkus dan saluran napas bagian bawah dari sistem pernapasan meradang oleh iritasi dan alergi yang disebabkan stimulus eksternal.
Lebih lanjut dijelaskan dr. Hendra Asputra, SpPD, gejala dari bronkitis alergi adalah sesak nafas, pilek, mata merah atau bengkak, hiperventilasi, ruam, menggelitik di tenggorokan, dada menyempit, terus-menerus bersin, batuk, sakit kepala, mual, dan gejala lain yang terkait dengan asma dan alergi.
Asap rokok dalam ruangan ber-AC tidak dapat keluar karena kondisi ruangan selalu dalam keadaan tertutup. Akibatnya kandungan berbahaya rokok layaknya Tar, Nikotin, dan karbon monoksida akan terkungkung dan terus dihirup tubuh.
AC juga mengandung gas Freon yang dapat bereaksi dengan suhu panas dari pembakaran rokok akan menghasilkan gas beracun. Dalam ruangan ber-AC asap rokok akan mengikat udara yang mengandung titik-titik embun yang nantinya menjadi udara kotor yang mengandung zat berbahaya. Sehingga akan membawa pengaruh yang lebih besar karena udara yang telah terkontaminasi oleh asap rokok akan kita hirup kembali.
Ada beberapa kasus di mana seseorang terlalu sensitif terhadap alergen dan dapat menjadi situasi yang sangat berbahaya yang memerlukan bantuan medis.
Sebagian besar kasus hanya menderita ringan. Untuk mengobati gejala bronkitis alergi ringan sampai sedang dapat termasuk mengkonsumsi antihistamin dan menghindari alergen yang menyebabkan gejala-gejala ini.
Namun, penting disadari fakta bahwa bronkitis alergi bisa menjadi kondisi yang sangat berbahaya. Bahkan, orang dengan kondisi ini telah dirawat di rumah sakit atau meninggal karena mati lemas disebabkan oleh saluran udara terblokir karena keparahan pembengkakan jaringan yang ditemukan di jalan napas. (*)
Laporan wartawan Tribun Timur, Saldy
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Follow akun instagram Tribun Timur: