Kisah Muhammad Nurlil Salam Pria yang Bertato Hingga Menghapusnya
Program ini tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis dan menyedot sebanyak 230 pasien yang datang dari berbagai daerah.
Penulis: Wahyu Susanto | Editor: Syamsul Bahri
"Karena tato, saya susah dapat kerja, saya masih nganggur bahkan terbengkalai lah. Saya kemudian mulai iri sama yang tidak punya tato," sebutnya.
Beruntung, program Makassar Hapus Tatto hadir untuk mengobati sedikit bebannya.
Hanya saja, menghapus tato diakuinya hampir mirip dengan rasa sakit saat membuatnya.
"Rasanya itu kulit, kalau orang Makassar bilang, disissilli. Yang artinya seperti dikupas pakai pisau. Tapi sudah dilaser dan dikasih salep. Rencana bulan depan untuk di laser kembali," paparnya.
Iapun mengajak bagi warga yang belum memiliki tato ada baiknya memang tidak digambar ditubuh.
"Karena buatnya sakit, hapusnya juga sakit. Ketiga, urusan dunia dan akhirat itu akan terbengkalai oleh selera kita sendiri," tutup Alil.
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @wahyysusanto_21
Langganan Berita Pilihan
tribun-timur.com di Whatsapp
Via Tautan Ini http://bit.ly/watribuntimur
Subscribe YouTube Tribun Timur
Juga Follow IG resmi Tribun Timur