OPINI
OPINI - Memaknai Idulfitri
Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Al-Qur'an & Tafsir Pascasarjana UIN Alauddin Makassar
Jika kita menelaah potongan ayat yang dikutip di atas, akan ditemukan bahwa sebenarnya ada tingkatan yang lebih tinggi dari pada al-afwu, tingkatan yang lebih tinggi dari al-afwu ialah al-shafhu.
Kata al-shafhu pada mulanya berarti ‘kelapangan’, darinya terbentuk kata shafhat yang berarti ‘lembaran’ atau ‘halaman’, serta mushafahat yang berarti ‘berjabat tangat’.
Nah, seseorang yang melakukan al-shafhu seperti anjuran ayat di atas, dituntut untuk melapangkan dadanya sehingga mampu menampung segala ketersinggungan serta dapat pula menutup lembaran lama dan membuka lembaran baru.
Karenanya, semangat Idulfitri diharapkan mampu membuka lembaran baru dan bersedia menutup lembaran lama, sebagai wujud sikap ihsan, karena itulah yang paling disukai oleh Allah swt.
Wallahu a’lam bi al-shawab.
Catatan: tulisan ini telah terbit di Tribun Timur edisi cetak, Senin (10/06/2019)