OPINI
OPINI - Pemilu yang Pilu, Tinjauan Filosofi
Penulis adalah Mahasiswi Pascasarjana UINAM & Koordinator Rumah Kajian Filsafat Makassar
Saya meyakini sistem demokrasi akan lebih baik jika diterapkan oleh negeri yang rakyatnya merata berpengetahuan, sehingga tidak bias ketika diperhadapkan dengan hukum sekaligus HAM secara bersamaan yang memang dikandung demokrasi.
Indonesia dengan sistem demokrasi yang masih labil membutuhkan lebih banyak pendewasaan kedepan salah satunya regulasi sistem.
Banyak hal mendasar dalam sistem demokrasi Indonesia yang belum disentuh atau bahkan belum terpikir sama sekali akibat politik kekuasaan yang menjerat.
Sebut saja misalnya tingkat kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat dan subyek hukum dan peradilan yang baik.
Baca: FKIP Unibos Luncurkan Online Journal
Masyarakat yang tuntas dalam kecerdasan, kesejahteraan dan subyek hukum dan peradilan tentu saja akan mempengaruhi prosesi pemilu dan demokrasi secara keseluruhan menjadi lebih baik.
Inilah yang seharusnya dimiliki setiap negara untuk menuju negara yang benar-benar demokratis.
Tanpa pertimbangan-pertimbangan ini, demokrasi yang diterapkan akan berakibat fatal pada negara atau bahkan berujung menjadi santapan kapitalisme.
Catatan: tulisan ini telah terbit di Tribun Timur edisi cetak, Senin (27/05/2019)