Ini Alasan Terbentuknya Sedekah Jumat Pekanan, Bagi-bagi Makanan Gratis tiap Jumat
Abdul Gaffar juga mengatakan betapa pentingnya sedekah bagi kehidupan.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Sedekah Jumat Pekanan (SJP) merupakan sebuah komunitas berbagi makanan kepada yang membutuhkan seperti tukang becak, tukang parkir, manusia sket, pemulung, dan masih banyak lagi.
Founder SJP, Abdul Gaffar berbagi kisahnya saat pertama kali menmbangun komunitas ini.
Ia yang disapa akrab bang Dul ini mengatakan asal tergagasnya SJP adalah sebuah inisiasi menjelang pernikahannya.
"Ada perasaan dumba-dumba pada saat itu, jadi sebelum semakin dumba-dumba yah saya berniat sedekah," tuturnya saat menyambangi Tribun Timur, Jl Cendrawasih Makassar, Selasa (30/4/2019).
Ia juga mengatakan salah satu alasannya menggagas SJP ini adalah untuk melanjutkan kembali program angkatan yang telah lama vakum.
Awalnya ia menggunakan donasi dari kantong pribadinya dan teman-teman dekatnya.
Akhirnya pada 16 September 2017, ia kemudian memulai aksinya untuk berbagi makanan.
"150 makanan diawal, dan minta bantuan kepada beberapa teman ikut membagikan," jelasnya.
Meski hanya segilintir saja yang menjalankan, namun Abdul Gaffar tidak patah semangat dan terus bergerak.
Ia memanfaatkan sosial media, untuk memposting segala kegiatan mulai dari penggalangan donasi.
Dari situlah muncul ketertarikan para relawan yang ingin ikut bergabung.
"Sekarang sekitar 500 hingga 700an orang," jelasnya.
Para relawan SJP bahkan berasal dari berbagai profesi, mulai dari brimob, driver gojek, anggota PMII, dan kalangan mahasiswa.
"Bahkan ada yang turun satu keluarga untuk jadi relawan," katanya.
Perjalanan SJP hingga saat ini terus mendapat respon dari berbagai pihak termasuk para donatur.
Diakui Abdul Gaffar, donatur setiap pekannya selalu bertambah.
"Bahkan kami pernah mendapatkan Rp 50 juta dalam satu pekan," tuturnya.
Ia juga menuturkan selalu mengedukasi para calon donaturnya untuk tak usah mengkonfirmasi berapa nominal bahkan nama.
Untuk menjaga kepercayaan donatur dan tanggung jawab donasi, seluruh jumlah nominal saldo dalam rekening yang digunakan di posting melalui akun instagram @sedekahjumatpekanan.
Tidak hanya donatur yang bertambah, yang mendapatkan donasi juga ikut bertambah.
"Dalam waktu 30 menit, 200 kotak nasi bisa habis," tuturnya.
SJP juga telah mendapatkan rumah donasi, sehingga tidak berkeliling lagi dalam memberikan donasi.
Beralamatkan di Jl Prof A Basalamah, rumah tersebut dimanfaatkan sebagai posko, bukan lagi hanya makan pada setiap Jumat namun setiap hari.
Dan diberikan kepada berbagai kalangan, dengan syarat tidak merokok.
"Kenapa harus yang tidak merokok? karena mereka mampu membeli rokok, tapi kenapa tidak untuk makanan?," tuturnya.
Diketahui, Abdul Gaffar mewakili SJP akan di undang disalah satu statiu televisi swasta atas keviralan SJP di sosial media.
"Saya ingin berbagi inspirasi, bahwa masih banyak orang baik didunia ini. Dan ingin membangkitkan SJP di kota-kota lain agar terus berbuat baik, sehingga orang yang kurang mampu bisa dapat terbantu di kotanya masing-masing," tuturnya.
Saat ini SJP telah tersebar dibeberapa kota di Indonesia.
"Paling jauh itu Serui, Papua," tuturnya.
Abdul Gaffar juga mengatakan betapa pentingnya sedekah bagi kehidupan.
"Saya orang biasa, saya hanya wirausahawan kecil yang berhadap dari Allah semata. Saya juga tidak bakal pernah miskin jika hanya bersedekah. Kalau uang saya kurang, setidaknya saya menggerakkan hari orang untuk bersedekah," tuturnya.
Ia juga mengatakan sedekah tidak bisa dihitung dari materi ataupun nominal uang.
"Sedekah juga bisa dengan tersenyum," katanya.
Laporan Wartawan Tribun Timur, Desi Triana Aswan @iniilul