Mahfud MD: Andi Faisal Bakti Dimintai Rp 5 M Agar Jadi Rektor UIN Alauddin, Begini Intervensi Menag
Diduga terjadi upaya suap dalam proses pemilihan Rektor Universitas Islam Negeri atau UIN Alauddin Makassar, Rp 5 miliar.
Penulis: Edi Sumardi | Editor: Edi Sumardi
Namun, sepertinya, Andi Faisal Bakti memilih tak menempuh jalan suap.
Terkait dengan upaya suap dalam penentuan jabatan tinggi (eselon I) di lingkup Kemenag tersebut, Mahfud MD sempat berbicara dengan
Inspektur Jenderal Kementerian Agama periode masa jabatan 3 Agustus 2012 hingga 13 Januari 2017, Muhammad Jasin.
Namun, saat pemilihan Rektor UIN Alauddin, Muhammad Jasin sekaligus mantan Wakil Ketua KPK tak lagi menjabat inspektur jenderal.
"Andi Faisal Bakti, masih ada nih orangnya, masih ada. Bahkan, sumber yang saya cocokkan dengan Pak Jasin tadi sini, Andi Faisal Bakti itu didatangi oleh orang dimintai Rp 5 miliar kalau mau jadi rektor. Saya dengar dari orang, Pak Jasin juga dengar dari orang juga, mungkin malah dengarnya dari Pak Andi Faisal Bakti. Cuma Pak Jasin agak halus. Ndak sebut namanya. Saya sebut sekarang, biar tidak dianggap ini gosip, gitu," tutur Mahfud MD.
Setelah gagal menjadi Rektor UIN Alauddin, Andi Faisal Bakti kembali lagi mengabdi pada UIN Syarif Hidayatullah.
Pada Rabu (6/2/2019), dia dilantik sebagai Wakil Rektor III (Bidang Kemahasiswaan) UIN Syarif Hidayatullah.
Mahfud MD mengatakan, sejumlah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah menggelar unjuk rasa soal pengisian jabatan di lingkup Kemenag RI, Selasa kemarin.
Terkait dengan beberapa hal diungkapkan Mahfud MD, Tribun-Timur.com masih berusaha mendapatkan konfirmasi dari pihak Kemenag, UIN Alauddin, dan Andi Faisal Bakti hingga berita ini dilansir, Rabu (20/3/2019), pukul 13:55 Wita.(*)