Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lumpuh Sejak SD, Amin Wakafkan Diri Jadi Guru Mengaji di Mandai Maros

Meski mengalami keterbatasan fisik akibat menderita lumpuh sejak masih usia belasan tahun, namun hal itu tidak melumpuhkan niatnya untuk berbuat baik.

Penulis: Ansar | Editor: Imam Wahyudi
ansar/tribunmaros.com
Muhammad Amin (kiri), seorang guru mengaji di Lingkungan Tamarampu, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros. 

TRIBUN MAROS.COM, MANDAI - Muhammad Amin (54), seorang guru mengaji di Lingkungan Tamarampu, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, mewakafkan hidupnya untuk mendidik anak di kampungmya.

Meski mengalami keterbatasan fisik akibat menderita lumpuh sejak masih usia belasan tahun, namun hal itu tidak melumpuhkan niatnya untuk berbuat baik.

Amin tinggal dan mengajar di rumahnya yang berukuran 3x6 meter. Jika bergerak, Amin hanya ngesot. Jika sudah cape duduk, Amin berbaring sembari mengajar anak didiknya.

Amin menderita lumpuh sejak 42 tahun lalu. Saat itu ia mengalami kecelakaan tragis. Amin jatuh dari pohon. Keterbatasan biaya, membuatnya pasrah.

Setelah terjatuh dari pohon, Amin lalu dinyatakan lumpuh pada kedua kakinya. Amin lalu berhenti melanjutkan sekolahnya.

Setahun setelah menderita lumpuh, Amin pun mulai bangkit dan menerima takdir hidup yang dialaminya.

Mulai saat itu, Amin belajar mengaji dari kedua orangtua Dg Bollo dan Dg Lebu. Amin serius belajar supaya juga bisa mewarisi kemampuan orangtuanya tersebut.

Saat mulai mahir mengaji, orangtuanya meninggal dunia. Kehidupan Amin sangat terpuruk. Ia harus tinggal di rumah warisan tersebut seorang diri.

Awalnya, Amin memiliki kursi roda. Kursi tersebut digunakan untuk berjualan kue milik tetangga. Ia juga rutin membantu tetangga yang membutuhkan bantuan.

Namun saat kursi rodanya rusak, Amin tidak bisa berbuat banyak. Hal itu membuatnya, menjadi guru mengaji di rumahnya.

Warga setempat mempercayakan Amin untuk mendidik anaknya. Kepercayaan tersebut muncul, setelah Amin diminta untuk menghadiri acara pengajian.

Saat mengaji, suara Amin sangat merdu. Penyebutan ayat Alquran juga tepat. Hal itu membuat warga memintanya menjadi guru mengaji.

Amin pun menjadi guru mengaji. Sejumlah anak didiknya sudah tamat dan kini sudah sukses. Anak didik tersebut, juga tidak pernah lupa dengan jasa guru mengajinya.

Sesekali mereka datang menjenguk Muh Amin. Anak didik tersebut juga menyerahkan bantuan untuk digunakan Amin yang tinggal sendirian tersebut.

"Sebenarnya saya pernah bersekolah sampai kelas lima SD. Tapi Allah berkehendak lain. Saya lumpuh setelah terjatuh dari pohon. Saat itu saya masih anak-anak," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved