OPINI
OPINI - Guru dan Era 4.0
Penulis adalah Trainer Sekolah Guru Indonesia dan Asosiasi Konsultan Sekolah Literasi Indonesia

Peraturan tersebut mengatur sekolah mana saja yang menggunakan kurikulum lama dan kurikulum baru. Perubahan kurikulum memang tidak mudah, khususnya bagi implementator.
Baca: Berkat Sperma, Wanita Ini Berhasil Penjarakan Bosnya Selama 11 Tahun, Begini Ceritanya
Kendala yang dihadapi pada umumnya sehubungan dengan konten, kemasan kurikulum dan kesiapan guru.
Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya pengembangan guru yang masif, berkelanjutan dan terukur. Kunci dalam menghadapi tantangan perubahan jaman memang adalah dengan belajar.
Budaya inilah yang perlu dilestarikan, khususnya dalam lingkup profesionalisme guru, sebab proses belajar merupakan suatu aktivitas yang terus menerus berlangsung dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari profesinya.
Tentunya, kita juga berharap semakin banyak kesempatan bagi guru untuk dapat terus mengembangkan diri, baik melalui program pengembangan, pelatihan, pendidikan lanjutan, maupun berbagai sumber belajar yang mumpuni.
Apalagi saat ini, semakin besar peluang guru untuk mengembangkan diri baik secara otodidak melalui buku, artikel ilmiah, hingga video pembelajaran yang mudah diakses dengan internet, maupun belajar kepada instruktur atau trainer baik secara gratis maupun berbayar, secara daring atau tatap muka.
Dalam perspektif kesiapan pendidikan kita dalam menghadapi pendidikan 4.0 yang ditandai dengan teknologi yang sangat cepat berubah, inovasi produksi, dan menggantikan ruang kelas, guru menjadi kuncinya.
Baca: TRIBUNWIKI: Ini 19 Atlet Indonesia di All England 2019, Hanya 8 yang Lolos Babak 2
Pelaksanaan pembelajaran yang stagnan pada metode ala era lama bukan hanya mengkhawatirkan rendahnya lulusan program pendidikan, namun juga penerimaan peserta didik terhadap gurunya.
Peserta didik masa kini memiliki ruang yang besar dan cakupan yang luas untuk mengakses informasi dan tidak hanya terpaku dalam lingkup sekolah apalagi ruang kelas. Mereka dengan mudah dapat mengakses berbagai ilmu dari media, khususnya internet.
Dengan memperbaharui pengetahuan dan keterampilan, guru dapat mengatasi kekhawatiran ancaman tergantikannya peran mereka oleh internet dan mesin. (*)
Catatan: Tulisan ini telah dipublikasikan juga di Tribun Timur edisi print, Kamis 07 Maret 2019