Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kronologi dan Rekonstruksi Begal Potong Tangan Makassar, Kini Mulai Sidang & Ancaman Hukumannya

Pelaku Begal sadis di Kota Makassar yang Potong Tangan mahasiswa Akademi Teknik Industri Makassar (ATIM) akan menjalani sidang perdana di PN Makassar

Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Mansur AM
tribun timur/muslimin emba
Begal Potong Tangan - Personel polsek Tallo, menggelar rekonstruksi kasus Begal potong tangan di Mapolsek Tallo, Jl Gatot Subroto, Kecamatan Tallo, Makassar, Selasa (18/12/2018) siang. Tampak pelaku memeragakan bagian pemarangan yang membuat tangan korban putus. 

"Adegan rekonstriksi hari ini ada 14 adegan. Dari hasil rekonstruksi terlihat gerakan tersangka melakukan perbuatannya dari awal sampai akhir melakukan perbuatannya," kata Kapolsek Tallo, Kompol Amrin AT.

Menurut, Kompol Amrin AT, dalam kasus begal sadis itu terdapat dua pelaku utama. Keduanya yaitu Aco alias Pengkong dan Firmansyah alias Emang.

"Pasal yang kita kenakan terhadap kedua pelaku utama Aco dan Emang yaitu pasal 365 KUHP dengan ancaman 15 tahun penjara, sedangkan oelaku lainnya yang terlibat ikut membantu juga sudah ada pasal yang kita terapkan," ujarnya.

Dalam reksonstruksi itu, Aco alias Pengkong berperan sebagai joki atau driver yang membonceng Firmansyah alias Emang.

Baca: Live ILC TV One Malam ini: Debat Kedua Capres: Benarkah Jokowi Di Atas Angin?, Karni Ilyas Dikritik

Baca: Terungkap di Pengadilan Oknum Dosen Rayu Mahasiswi Layani Nafsu Janji Nilai A, Inilah Akibatnya Kini

Baca: Evi Riasari, Wisudawan IPK Tertinggi Prodi Bahasa Inggris STKIP YPUP Makassar

Emang berperan sebagai eksekutor yang melakukan aksi pemarangan dan perampasan handpone milik korban Imran.

Fatahullah alias Ulla merupakan pemilik motor yang digunakan Pengkong dan Emang. Sedangkan, Zaenal alias Enal merupakan pemilik parang yang digunakan Firmanzyah melukai korban Imran.

Satu terduga pelaku lainnya, Imran, yang diduga sebagai pembeli handpone hasil begal Pengkong dan Emang tidak dihadirkan dalam rekonstruksi itu.

Lalu apa alasan polisi sehingga tidak menghadirkan Imran terduga pembeli handpone hasil begal dalam kasus itu?

Kanitreskrim Polsek Tallo, Iptu H Ramli Jr, yang dikonfirmasi terkait itu mengungkapkan, ketidakhadiran Imran dalam kasus itu lantaran tindakan yang dilakukan sudah dianggap jelas.

"Imran pelaku 480 dalam kasus ini ada kita tahan. Kita tidak hadirkan tadi karena jaksanya minta ituji peranannya empat orang, karena kalau yang membeli HP kan jelasmi," kata Iptu H Ramli Jr.

Selain itu, Iptu H Ramli Jr juga mengungkapkan, alasan pihaknya tidak menggelar rekonstruksi di lokasi kejadian lantaran situasi keamanan yang kurang memungkinkan.

"Sesuai perintah pimpinan kita gelar rekon di depan mapolsek yang kita asumsikan sebagai lokasi kejadian, karena faktor keamanan di lokasi dan perosnel kita juga yang terbatas," ujarnya.

Aksi begal keji terhadap Imran mahasiswa asal Enrekang, terjadi saat ia hendak berkunjung ke rumah temannya di Jl Datu Ribandang, Kecamatan Tallo, Minggu (25/11/2018) bulan lalu.

Dalam peristiwa itu, tangan kiri imran putus terkena sabetan parang pelaku begal.

Ponsel miliknya juga ikut dirampas pelaku.(tribun-timur.com)

Baca: Live ILC TV One Malam ini: Debat Kedua Capres: Benarkah Jokowi Di Atas Angin?, Karni Ilyas Dikritik

Baca: Terungkap di Pengadilan Oknum Dosen Rayu Mahasiswi Layani Nafsu Janji Nilai A, Inilah Akibatnya Kini

Baca: Evi Riasari, Wisudawan IPK Tertinggi Prodi Bahasa Inggris STKIP YPUP Makassar

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved