127 Warga Bulukumba Derita DBD, Dinkes Bulukumba Mulai Fogging
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), sudah mencapai 127 kasus.
Penulis: Firki Arisandi | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan (Sulsel), sudah mencapai 127 kasus.
Data tersebut merupakan hasil rekap Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bulukumba, terhitung dari 1 Januari - 12 Februari 2019.
Angka tersebut dirangkum dari jumlah pasien yang berasal RSUD Sulthan Dg Radja, dan beberapa puskesmas di Bulukumba.
Kasubag Publikasi Humas Pemkab Bulukumba, Andi Ayatullah Ahmad, melaporkan, jika kasus terbanyak berasal dari rumah sakit, kemudian dari Puskesmas Caile, Puskesmas Bontonyeleng, Puskesmas Bontobangun dan Puskesmas Bontobahari.
"Sesuai informasi dari pihak terkait, demam berdarah itu ada diagnosanya. DBD ada yang hanya di tahapan klinis dengan tanda panas (demam) kemudian sedikit ada tanda perdarahan. Kemudian Dengue Shock Syndrome (DSS) yakni kondisi dari demam berdarah yang sudah masuk pada tahap syok," ujar Andi Ullah, sapaannya, Kamis (12/2/2019) sore.
Melihat kondisi tersebut, Dinkes terus melakukan pemantauan wilayah setempat, dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dikoordinir puskesmas masing-masing bersama lintas sektor, abatesasi, dan pelibatan kader dalam pemeriksaan jentik, serta aksi fogging yang fokus pada delapan titik wilayah tersebut.
Dengan kondisi seperti ini, lanjut Andi Ullah, upaya paling efektif adalah melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
Nyamuk Demam berdarah lebih senang berada di tempat air bersih yang tergenang dan tidak bersentuhan langsung dengan tanah.
"Tempat genangan seperti ini menjadi sumber berkembang biak jentik nyamuk hingga menjadi nyamuk dewasa," beber Andi Ullah.
Dengan kondisi tersebut, Dinas Kesehatan mengimbau agar masyarakat menjaga kebersihan lingkungan, terutama di rumah masing-masing.
Dengan melakukan pemeriksaan jentik dan meningkatkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M yakni Menguras, Menutup, dan Memanfaatkan kembali barang bekas untuk didaur ulang.
Untuk mengantisipasi kejadian luar biasa (KLB), Dinkes, kata Ullah telah menyiapkan mekanisme dan sistem yang baik. Namun diharapkan KLB tidak terjadi.
"Saat ini, upaya yang juga sudah dilakukan Dinkes adalah penyebarluasan informasi kepada masyarakat, validasi data, dan Surveilans Aktif," pungkas Andi Ullah. (TribunBulukumba.com)
Laporan Wartawan Tribun Timur, @arisandifirk
Baca: Memprihatinkan, Tiang Listrik di Desa Somba Palioi Bulukumba Hanya Gunakan Bambu
Baca: Sudah Janji Turunkan 20 Persen, Menhub Sebut Harga Tiket Maskapai Garuda Indonesia Group Masih Mahal
Baca: Aneh, Asap Keluar dari Tanah Halaman Rumah Warga Selayar, Telur Jadi Setengah Matang
Baca: Setia Selama 43 Tahun, Begini Awal Kisah Cinta Ani Yudhoyono-SBY, Jatuh Cinta Pandangan Pertama
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :