Ini Curhatan Aldama Sebelum Tewas! Polisi: Pelaku Pembunuhan Taruna ATKP Makassar Adalah Tunggal
Polisi: Jadi pelaku hanya satu orang saja. Soal alat bukti baju sudah diamankan, tinggal hasil otopsinya saja
Penulis: Darul Amri Lobubun | Editor: Arif Fuddin Usman
Saat itu, Aldama baru saja pulang setelah izin bermalam di luar (IBL). Izin yang sering dilakukan jika taruna nginap di rumah orang tua atau keluarga.
Tak Ada Dendam
Polisi memastikan tidak ada unsur dendam dalam kejadian itu. Perlakuan para senior ke Aldama hanya reaksi spontan setelah melihat yunior melakukan pelanggaran.
Setelah anaknya meninggal dunia dengan sekujur tubuh lebam, Pelda Daniel mengaku menerima curahan hati (curhat) dari teman seangakatan Aldama.
Menurut ayahnya, Aldama hampir tiap hari menerima perlakukan kasar dari seniornya di kampus.
Baca: Keluarga Histeris Saat Aldama Taruna ATKP Makassar Dimakamkan di Maros
Baca: Medsos Aldama Putra Dibanjiri Ucapan Duka, Keluarga Mengaku Dibohongi Pihak ATKP, Ini Wajah Pelaku
Statusnya sebagai ketua angakatan membuat Aldama kadang harus menanggung kesalahan salah seorang mahasiswa seangkatannya.
"Ada temannya jadi tempat curhat, katanya setiap hari ia dipukuli oleh senior-seniornya,” jelas Pelda Daniel di rumah duka kepada tribun-timur.com, Selasa (5/2/2019) malam.
“Dalam satu hari, (Aldama) dipanggil (seniornya) untuk dipukul lagi, bahkan kalau ada temannya didapat merokok atau belanja, dia yang dipanggil dan dipukul,” lanjut Daniel, ayahnya.
“Jadi dia cerita kalau dalam satu hari tidak dapat pukulan syukur sekali mi katanya," jelasnya.
Gegara Helm
Melihat Aldama masuk areal kampus naik motor tidak memakain helm, Rusdi cs bertindak.
Begini penuturan Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo saat rilis kasus pembunuhan ini di Mapolrestabes Makassar, Selasa (5/2/2019) sore.
Baca: Viral ATKP Pembunuh, Gegara Helm, Aldama Tewas di Tangan Senior di ATKP Makassar! Tersangka Baru?
Baca: Kronologi Aldama Taruna ATKP Makassar Tewas usai Dianiaya Senior, Banyak Luka, Pengakuan Sang Ayah
"Korban langsung dipanggil oleh seniornya untuk segera masuk ke dalam asrama Alfa Barak/ kamar Bravo 6 untuk menghadap. Korban diperintahkan melakukan sikap taubat,” kata Wahyu.
“Sikap taubatnya itu berupa, kedua kaki dilebarkan, badan membungkuk ke depan dan kepala sebagai tumpuhan ke lantai,” ujar Kombes Dwi menambahkan.
“Kedua tangan berada di pinggang belakang, Lalu sang senior melakukan tindakan kekerasan terhadap korban,” lanjutnya.