Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Yonggris Lao: Anak Bersujud, Orangtua Bagi Angpao

Khusus di makassar, pada (6/2/2019) pukul 19.00 - 22.00 Wita oleh PSMTI Sulsel, diadakan open house imlek di Upperhills Jl Metro Tanjung Bunga Makassa

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Hasrul
TRIBUN TIMUR/MUHAMMAD ABDIWAN
Sekretaris Panitia Seminar bertajuk Young and Succes with Dhamma 'Menginspirasi Melalui Ajaran-Nya'. Willing Chen bersama Yonggris Lao, Juliana Ham (Bendahara I) dan Feny Rustan (Bendahara II) memaparkan teknis pelaksanaan seminarnya saat kunjungan media ke kantor Tribun Timur, Selasa (29/8/2017). Seminar yang diselenggarakan Vihara Sasanadipa Makassar ini dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahunnya (HUT) yang ke-23 di tahun ini. tribun timur/muhammad abdiwan 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Perwalian Ummat Buddha Indonesia (WALUBI) Sulsel, Yonggris Lao bersyukur, warga Tionghoa Indonesia bisa merayakan tahun baru Imlek dengan lebih leluasa.

Karena tahun baru Imlek sudah menjadi hari raya nasional yang bersifat kebudayaan, melalui Kepres No. 19 tahub 2002 yang di tandatangani Presiden Megawati kala itu.

Baca: Murid SD Menikah dengan Pelajar SMP Viral, Jangan Kaget saat Tahu Alasannya Diungkap Keluarga

Baca: Sengketa Lahan, SDN 55 Inpres Deteng-Deteng Majene Disegel

"Imlek adalah perayaan budaya dan dirayakan oleh etnis Tionghoa yang memiliki berbagai agama. Tiap umat beragama mempunyai cara untuk memaknai tahun baru Imlek," kata Yonggris via pesan WhatsApp, Senin (4/2/2019).

Menurutnya, Imlek memiliki dua dimesi yaitu ritual dan sosial.

"Kegiatan ritual di rumah, klenteng dan vihara dilakukan sebagai bentuk rasa bakti pada leluhur dan ungkapan syukur bahwa tahun Anjing 2018 sudah dilewati dengan baik," katanya.

Juga berdoa semoga di tahun Babi 2019, hidup tetap aman damai dan makin makmur sejahtera.

Nilai bakti pada keluarga dan leluhur adalah nilai utama dalam budaya Tionghoa.

Baca: Buat Program Lorong Macan, BBT: Semua Anggaran Habis Kalau Masuk Disini

Dalam dimensi sosialnya, imlek menjadi momen untuk mempererat kekerabatan, baik dengan keluarga, tetangga maupun dengan teman. Saling berkunjung dan berbagi kasih.

"Angpao adalah tradisi sosial warga Tionghoa dalam mempererat kekerabatan sekaligus mendoakan agar berkah imlek membawa suasana damai aman dan sejahtera," katanya.

Sehari sebelum Imlek, Senin (4/2/2019) malam, keluarga yang dari jauh datang berkumpul di rumah anggota keluarga yang tertua. Acara makan bersama sambil berbincang berbagi kisah yang sudah dijalani sepanjang tahun.

Baca: WhatsApp (WA) Kini Bisa Dikunci dan Dibuka Pakai Wajah & Sidik Jari, Simak Caranya!

Suasa reuni keluarga ini berlangsung hingga tengah malam dalam suasana penuh ceria dan kekeluargaan.

"Esoknya, hari raya Tahun Baru, Selasa (5/2/2019), diawali dengan doa membuka tahun yang baru lalu dilanjutkan dengan silaturahmi. Yang muda berkunjung ke yang lebih tua," kata lelaki berkacamata itu.

Anak bersujud pada orang tua, sebagai wujud bakti. Yang tua membagikan angpao ke anak sebagai ungkapan doa agar hidup penuh berkat, sehat, selamat dan sejahtera.

Rumah terbuka untuk menerima kunjungan para sahabat dan keluarga. Di rumah tersedia makanan khas imlek, dodol Cina, kue dan bua jeruk, apel. Semua itu mengandung simbol yang bermakna harapan untuk hidup yang lebih baik.

Baca: Begini Perkembangan Pembangunan Bandara Bulukumba

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved