Kemenristek Dikti Dorong Kampus Buka Prodi Kekinian, IPB Lebih Dulu Punya Sekolah Kopi
Pembukaan prodi kekinian tersebut utamanya ditujukan bagi perguruan tinggi vokasi.
TRIBUN-TIMUR.COM-Pembukaan program studi kekinian menjadi salah satu poin dari tujuh fokus pengembangan yang akan dilakukan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi di 2019.
Hal tersebut mengemuka dalam Rapat Kerja Nasional atau Rakernas Kemenristek Dikti di Universitas Diponegoro, 3-4 Januari 2019 lalu.
Pembukaan prodi kekinian tersebut utamanya ditujukan bagi perguruan tinggi vokasi.
Sementara perguruan tinggi harus melakukan Penyesuaian Prodi dan Kurikulum dengan mengintegrasikan literasi baru untuk merespon Revolusi Industri 4.0.
Baca: Istri Kedua, Oksana Voevodina Hanya Jadi Permaisuri saat Bulan Madu dengan Raja Kelantan Malaysia
Baca: Babinsa di Sidrap Dapat Bantuan Motor Dinas
Baca: Sebelum Pensiun, Tiga Personel Kodim 1420 Sidrap Wajib Ikut MPP
Baca: Tim Prabowo-Sandi Target 75% Suara di Luwu Utara
Menristekdikti Prof Dr Mohamad Nasir mengatakan, tujuh fokus rekomendasi Rakernas 2019 yaitu di bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kelembagaan Iptek dan Dikti, Sumber Daya Iptek dan Dikti, Riset dan Pengembangan, Inovasi, Reformasi Birokrasi dan Pengawasan Internal.
“Apa yang telah dirumuskan Rektor, Direktur, Pimpinan Perguruan Tinggi, Kepala LPNK, Kepala LLDikti, dan Atdikbud akan dijadikan blueprint untuk saling mengawasi dan mengevaluasi agar rekomendasi ini dapat dijalankan secara baik dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0,” kata Prof Mohamad Nasir.
Dalam bidang pembelajaran dan Kemahasiswan, perguruan tinggi juga bisa mengajukan pembukaan prodi inovatif untuk bidang ilmu yang menjadi prioritas negara yang saat ini dijamin mudah dan cepat, asalkan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Namun tak kalah pentingnya, perguruan tinggi diminta menyiapkan kebutuhan lulusan pendidikan tinggi yang memiliki kompetensi dan kemampuan kerja dan sikap kerja (employability) dengan pemberian sertifikasi, peningkatan prestasi kemahasiswaan, dan pemberian pengalaman profesional.
Serta harus siap menyambut beroperasinya perguruan tinggi luar negeri.
Baca: Penyakit Ustadz Arifin Ilham hingga Dirawat di RSCM, Anies Baswedan dan Kapolri Membesuk
Baca: Gubernur Anies Baswedan Dukung Prabowo Diperiksa Bawaslu, Bagaimana Gubernur Sulsel Dukung Jokowi?
Baca: 3 Sumur Uang Vanessa Angel Sebelum Tertangkap Polisi Main di Hotel Disewa via Prostitusi Online
Baca: Lowongan Kerja BUMN Bulog Butuh Karyawan SMK dan S1, Batas Akhir 13 Januari, Daftar Online di Sini!
Presiden Jokowi Minta Prodi Kopi
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah meminta Kemenristek Dikti mendirikan politeknik khusus program studi (prodi) kopi.
Cita rasa kopi Indonesia yang mendunia menjadi salah satu alasan keinginan orang nomer satu itu mendirikan prodi kopi.

"Presiden Jokowi mengingingkan pendirian prodi khusus kopi. Keinginan presiden itu tentunya tidak mengarang. Di luar negeri sudah ada," ujar Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi Kementerian Ristek dan Dikti, Patdono Suwignjo saat berkunjung ke kampus Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun, beberapa waktu lalu.
Terhadap permintaan itu, kata Patdono, Kemeristek Dikti merespon dengan mendirikan dua prodi kopi. Satu prodi kopi di Sulawesi dan satu prodi kopi dan coklat di Jember, Jawa Timur.
Baca: Polres Luwu Berlakukan Penerbitan SIM Secara Online, Ini Alur Dilalui Pemohon
Baca: VIDEO: Serah Terima Jabatan Pj Bupati ke Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto Terpilih
Baca: Siswa SUPM Bone Dianiaya Teman Sendiri, Ditikam Saat Mati Lampu
"Kemarin waktu audiensi dengan presiden sudah ada dua politeknik yang mengusulkan dan disetujui yaki politeknik prodi kopi di Sulawesi dan politeknik prodi kopi dan coklat di Jember," jelas Patdono.