Kaisar Jepang Akan Berganti Setelah 29 Tahun, Begini Prosesi Pergantian Tahtanya
Akihito diangkat sebagai Kaisar Jepang ke 125 sejak 1990.Akihito naik tahta setelah Kaisar Hirohito, yang merupakan ayahnya wafat pada 7 Januari 19
Selanjutnya per tanggal 1 Mei 2019 posisi kaisar akan digantikan Putra Mahkota Naruhito, putra Akihito yang paling tua.
Nama Tenno Heika pun akan berubah menjadi Jokoheika dan Permaisuri Michiko menjadi Jokohoheika. Sedangkan Naruhito (59) menjadi Tenno Heika yang baru.
Sejumlah warga Jepang mempertanyakan apakah Putra Mahkota Naruhito bisa menjadi Tenno Heiko karena dianggap masih terlalu muda.
Baca: Bayar Parkir di Bandara Sultan Hasanuddin dengan Unik BRI, BNI, BCA dan Mandiri
Baca: Roy Kiyoshi Terawang Pilpres 2019 Memanas Sejak 2018, Baca Juga Pesan Ustadz Abdul Somad
Baca: Didatangi Imam Masjid dari Madinah, Owner Resto Kampung Nelayan Bulukumba Menangis
Baca: Musim Banjir, Bagaimana Ketahanan Kotak Suara Kardus di Wajo?
Baca: Kuota 256 Orang, Hanya 222 Pelamar Lulus Seleksi CPNS di Bantaeng
"Kemungkinan ibudanya Putri Michiko khawatir melihat kemampuan putranya menjadi Kaisar nantinya," ungkap seorang warga Tokyo, Kitagawa kepada Tribunnews.com, Minggu (6/1/2019).
Di tahun 1969, Kaisar Jepang pernah dilempari bola baja kecil pachinko oleh warga yang anti Kaisar.
Sejak saat itulah (1969) akhirnya perjumpaan Kaisar dengan masyarakat, misalnya saat ucapan tahun baru di awal tahun, balkoninya dilindungi dengan kaca anti peluru yang sangat tebal sekitar 5 cm sebagai proteksi terhadap Kaisar dan keluarganya.
Setelah pergantian kepada Kaisar yang baru, rencananya 22 Oktober 2019 Kaisar baru Naruhito akan mengadakan parade di tengah masyarakat.
Acara parade ini diperkirakan akan dihadiri sekitar 200.000 orang untuk melihat langsung kaisarnya yang baru menggunakan kereta khusus kekaisaran bersama Permaisuri Masako.
Tanggal 23 Oktober melakukan jamuan makan malam bersama Perdana Menteri Jepang dan kabinet serta para duta besar negara asing.

Lalu tanggal 14 dan 15 November 2019 diadakan upacara ritual Shinto kekaisaran yang bernama Daijosai atau Great Thanksgiving Festival.
Upacara ini adalah yang ketiga terpenting dan juga yang paling kontroversial dari ritual pelantikan.
Saat ini Kaisar dipersatukan dengan leluhur kekaisarannya, dewi matahari Amaterasu-omikami, sedemikian rupa untuk berbagi dengan cara yang unik dalam keilahiannya.
Baca: Bayar Parkir di Bandara Sultan Hasanuddin dengan Unik BRI, BNI, BCA dan Mandiri
Baca: Roy Kiyoshi Terawang Pilpres 2019 Memanas Sejak 2018, Baca Juga Pesan Ustadz Abdul Somad
Baca: Didatangi Imam Masjid dari Madinah, Owner Resto Kampung Nelayan Bulukumba Menangis
Baca: Musim Banjir, Bagaimana Ketahanan Kotak Suara Kardus di Wajo?
Baca: Kuota 256 Orang, Hanya 222 Pelamar Lulus Seleksi CPNS di Bantaeng
Upacara tidak disebutkan dalam konstitusi yang di masa lalu dipaksakan tak boleh dimasukkan saat pasukan pendudukan Amerika datang ke Jepang.
Karena itulah konstitusionalitasnya dipertanyakan pada saat aksesiKaisar Akihito saat ini.
Pada awalnya, dua sawah khusus dipilih dan dimurnikan dengan upacara pemurnian Shinto yang rumit.
Keluarga para petani yang menanam padi di sawah ini harus dalam keadaan sehat.