Kaisar Jepang Akan Berganti Setelah 29 Tahun, Begini Prosesi Pergantian Tahtanya
Akihito diangkat sebagai Kaisar Jepang ke 125 sejak 1990.Akihito naik tahta setelah Kaisar Hirohito, yang merupakan ayahnya wafat pada 7 Januari 19
Setelah padi ditanam dan dipanen, disimpan di Kuil Shinto khusus sebagai goshintai, perwujudan dari kami atau kekuatan ilahi.
Setiap kernel harus utuh dan tidak terputus, dan dipoles secara individual sebelum direbus. Beberapa sake juga diseduh dari beras ini.
Sementara itu, dua gubuk beratap jerami dua kamar dibangun di dalam kandang khusus yang sesuai, menggunakan gaya bangunan asli Jepang yang ada sebagai pengaruh budaya Cina.
Satu kamar berisi sofa besar di tengahnya, yang kedua digunakan oleh musisi.
Semua perabot dan barang-barang rumah tangga juga dilestarikan paling awal, dan dengan demikian bentuk yang paling murni dari Jepang, misalnya, semua benda tembikar ditembakkan tetapi tanpa glasir.
Dua struktur ini mewakili rumah Kaisar sebelumnya dan Kaisar baru.

Pada masa-masa sebelumnya, ketika kepala rumah tangga meninggal, rumahnya terbakar.
Sebelum berdirinya Kyoto, setiap kali seorang Kaisar meninggal seluruh ibukotanya dibakar sebagai ritual penyucian.
Item ritual dari Peninggalan Kaisar Jepang.
Setelah mandi ritual, Kaisar berpakaian seluruhnya dalam gaun sutra putih seorang pendeta Shinto, tetapi dengan kereta panjang khusus.
Dikelilingi oleh para abdi dalem, Kaisar dengan khusyuk masuk terlebih dahulu ke dalam kandang dan kemudian masing-masing pondok ini secara bergantian dan melakukan ritual yang sama--dari pukul 06.30 hingga 21.30 untuk yang pertama, dan yang kedua dari pukul 12.30 hingga 03.30 Pagi pada malam yang sama.
Sebuah tikar terbuka di depannya dan kemudian digulung lagi saat dia berjalan, sehingga kakinya tidak pernah menyentuh tanah.
Sebuah payung khusus dipegang di atas kepala sultan, di mana naungan tergantung dari burung phoenix yang diukir di ujung tiang dan mencegah segala kekotoran dari orang suci yang datang dari udara di atasnya.
Berlutut di atas tikar yang terletak menghadap Kuil Agung Ise, Kaisar membuat persembahan beras suci, sake yang terbuat dari beras, millet, ikan, dan berbagai makanan lain dari daratan dan laut, ke Amaterasu.
Baca: Bayar Parkir di Bandara Sultan Hasanuddin dengan Unik BRI, BNI, BCA dan Mandiri
Baca: Roy Kiyoshi Terawang Pilpres 2019 Memanas Sejak 2018, Baca Juga Pesan Ustadz Abdul Somad
Baca: Didatangi Imam Masjid dari Madinah, Owner Resto Kampung Nelayan Bulukumba Menangis
Baca: Musim Banjir, Bagaimana Ketahanan Kotak Suara Kardus di Wajo?
Baca: Kuota 256 Orang, Hanya 222 Pelamar Lulus Seleksi CPNS di Bantaeng
Kemudian makan nasi suci ini sendiri, sebagai tindakan persekutuan ilahi yang menyempurnakan kesatuannya dengan Amaterasu-omikami, sehingga membuatnya (dalam tradisi Shinto) perantara antara Amaterasu dan orang-orang Jepang.
Kemudian diikuti oleh tiga perjamuan dan kunjungan ke kuil leluhur kekaisarannya. (Tribunnews.com)