Natal 2018
Pesan Natal Pendeta Pieter Souisa: Natal Itu Bisa Diperingati Setiap Hari
Diperingati sebagai peringatan ritual keagamaan Kristen maupun Katholik, Natal menjadi momentum Hari Kelahiran Yesus Kristus, sang Juru Selamat
Penulis: herson bongga karaeng | Editor: Ardy Muchlis
TRIBUN-TIMUR.COM-- DUA puluh lima Desember, tahun Masehi, menjadi hari libur ‘internasional’.
Diperingati sebagai peringatan ritual keagamaan Kristen maupun Katholik, Natal menjadi momentum Hari Kelahiran Yesus Kristus, sang Juru Selamat.
Seperti arti harfiahnya, yang berarti kelahiran, esensi Natal adalah peringatan "Anugerah" terbesar Allah atas datangnya "Juru Selamat" sang Raja Damai ke dunia.
Ada banyak mitos, dongeng, atau kajian sejarah yang memantik polemik.
Baca: Libur Natal dan Tahun Baru, Tiket Masuk Bugis Waterpark Adventure Diskon 50 Persen
Baca: Sambut Libur Natal dan Tahun Baru, Indosat Ooredoo Luncurkan Paket Unlimited Instagram
Baca: VIDEO: Presiden Jokowi Pakai Bahasa Toraja di Acara Natal Oikumene
Namun, bagi Ketua Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB) Jemaat Immanuel Makassar, Pendeta Pieter Souisa, S.Th (61 tahun), esensi Natal bukan hanya setiap 25 Desember, melainkan ada di dalam hati dan jiwa penganutnya dan sejatinya bisa diperingati saban hari.
Itulah katanya dia mengangajurkan menggunakan kata peringatan bukan perayaan Natal.
Kalau berbicara tentang natal itu sudah biasa, Natal bukan cuma diperingati di bulan Desember .
Tetapi kita tahu persis bahwa sebenarnya Natal itu diperingati setiap hari untuk mempersiapkan hati kita,” kata Pendeta kelahiran Ambon ini, kepada Tribun, awal Desember lalu di kantornnya, kawasan GPIB Immanuel Makassar, Jl. Balaikota No.1 Baru Ujung Pandang, Kota Makassar,.
Baca: VIDEO: Jelang Natal dan Tahun Baru, Polres Bone Sidak Pasar Palakka
Baca: Ada Pohon Natal 17 Meter dan 7777 Lilin Saat Perayaan Natal Oikumene di Mamasa
Sekadar diketahui, GPIB adalah persekutuan wali gereja Kristen Protestan di Indonesia dimana Tuhan Yesus Kristus menjadi dasar dan kepalanya.
GPIB adalah bagian dari Gereja Protestan di Indonesia (GPI) yang sejak jaman Hindia Belanda bernama De Protestantse Kerk In Westelijk Indonesie.
Pelembagaan dan pembentukan GPIB sebagai gereja mandiri keempat di lingkungan GPI,
Dalam dokumen infografis yang dilansir GPI di Wikipedia, dicantumkan sekitar 12 keesaan geraja mandiri.
GPI adalah salah satu anggota dari 94 Sinode Gereja dibawah Persekutuan Gereja Indonesia (GPI) yang diakui. Itu antara lain, GMIM: Gereja Masehi Injili di Minahasa,
GPM: Gereja Protestan Maluku, GMIT: Gereja Protestan Injili di Timor, GPIB: Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat, GPID:
Gereja Protestan Indonesia Donggala, GPIBT: Gereja Protestan Indonesia Buol Toli-Toli, GPIG: Gereja Protestan Indonesia di Gorontalo,
GKLB: Gereja Kristen Luwuk Banggai, GPI Papua: Gereja Protestan Indonesia di Papua, GPIBK: Gereja Protestan Indonesia Banggai Kepulauan dan Germita: Gereja Masehi Injili di Talaud.