Seminar KONKA HMSP Unhas, Direktur DBN Sebut Saatnya Industri Maritim di Sulsel Bangkit
Budi Mantoro selaku kepala Sub Direktorat Angkutan dalam Negeri menegaskan sejak dibukanya program tol laut oleh pemerintah, arus lalulintas meningkat
Penulis: Alfian | Editor: Arif Fuddin Usman
Laporan Wartawan Tribun Timur, Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Himpunan Mahasiswa Sistem Perkapalan (HMSP) Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (FT Unhas) menggelar Kegiatan Seminar Nasional Kemaritiman 2018 di JK Center, Kampus Teknik Unhas Gowa, Kamis (20/12/2018).
Seminar yang mengangkat tema Membangkitkan Kembali Potensi Sulawesi Selatan Guna Menunjang Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia menghadirkan pemateri dari Kementerian Perhubungan dan praktisi industri perkapalan dari PT Dok Bahari Nusantara.
Pemateri dari Kementerian Perhubungan, Budi Mantoro selaku kepala Sub Direktorat Angkutan dalam Negeri menegaskan sejak dibukanya program tol laut oleh pemerintah, arus lalulintas semakin meningkat.
Baca: Ini yang Diabaikan KM Lestari Maju, Pakar Perkapalan Alumnus Unhas Ingatkan Standar Baku Pelayaran
Baca: Giliran Alumni Teknik Perkapalan Jadi Tuan Rumah Reuni Ikatek Unhas 2019
Karena keberadaan program tersebut memacu pelayaran di lingkup feeder atau pengumpan semakin hidup. Artinya, pelabuhan-pelabuhan kecil juga makin hidup karena turut menyuplai jalur besar pelayaran untuk program tol laut.
“Dan sejalan dengan itu, arus barang maju pesat. Turut pula diikuti arus penumpang yang tidak kalah ramainya. Terutama pelayaran feri/penumpang domestik di Indonesia," ujarnya.
Sementara itu materi yang menyita perhatian audiens pada seminar tersebut adalah dari Ketua Bidang Industri Kapal Ikatan Perusahaan Industri Kapal Indonesia (Iperindo) Sophan Sophian.
Sophian yang juga merupakan Direktur Utama PT Dok Bahari Nusantara (DBN) menegaskan, saatnya Sulawesi Selatan bangkit kembali untuk menjadi pemimpin industri kemaritiman, khusus pembangunan kapal.
“Kenapa Sulsel, karena sejak dahulu kala, Sulawesi Selatan sudah dikenal sebagai provinsi yang menjadi sentra pembangunan kapal, baik kapal kayu dari jenis Pinisi dan lainnya hingga kapal baja,” ujarnya.
Kiblat Indonesia Timur
Sebagai seorang praktisi di industri pembangunan kapal dan segala jenis bangunan laut, Sophian memberi pandangan, Sulsel adalah kiblat bagi Indonesia timur. Bahkan provinsi lainnya di Indonesia timur selalu melihat Sulsel adalah rujukan.
“Inilah peluang yang harus ditankap, khususnya kepada Pemprov untuk lebih mengembangkan industri kemaritiman. Dan soal teknologi, kita tahu di Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin ini, ada jurusan teknik perkapalan yang terus melahirkan sarjana-sarjana siap pakai,” ujarnya.
Baca: Ini Prediksi Awal Penyebab Tragedi KMP Lestari Maju di Perairan Selayar
Baca: Sidang Kasus Karamnya KM Lestari Maju Berlangsung di PN Bulukumba
Pemateri lainnya adalah dari Pemprov Sulsel yang mengetengahkan tema tentang Kebijakan dan Regulasi Pemprov Sulsel di Bidang Kemaritiman.
Pemateri keempat adalah dosen dari Departemen Teknik Sistem Perkapalan Unhas Ir. Rahimuddin ST MT PhD. Rahimuddin memberi materi Pengembangan Teknologi sektor Maritim di Era Revolusi Industri 4.0.
Pada kesempatan terakhir seminar, Rahim menyarankan kepada praktisi industri perkapalan dan pemerintah untuk sinergi dalam pengembangan teknologi dan industri kemaritiman. Terutama dalam memanfaatkan atau menyerap tenaga kerja dari kampus.