Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilpres 2019

Adu Kekuatan Tokoh Nadhlatul Ulama (NU) di Kubu Jokowi dan Prabowo Subianto di Pilpres 2019

Adu Kekuatan Tokoh Nadhlatul Ulama (NU) di Kubu Jokowi dan Prabowo Subinato di Pilpres 2019

Editor: Mansur AM
kompas.com
Pilpres 2019 adu kuat tokoh NU di dua kontestan 

Tak semua NU pilih Jokowi-Ma'ruf

Gus Irfan punya alasan mengapa ia bersedia menjad jubir Prabowo-Sandiaga.

Baca: Live Streaming MotoGP Malaysia 2018, Nonton Siaran Langsung Trans7 MotoGP Sepang, Tanpa Buffer

Baca: Innalillahi, Artis Komedi Pretty Asmara Meninggal Dunia, Terungkap Penyakit yang Dideritanya

Baca: Pidato Tampang Boyolali Prabowo Viral, Ternyata Jenderal Ini Juga Asal Boyolali

Menurut dia, kontestasi jelang Pilpres 2019 saat ini sudah mulai mengarah pada anggapan bahwa seluruh warga Nahdlatul Ulama mendukung salah satu pasangan calon saja. Ia ingin mematahkan anggapan itu.

"Salah satu poin utama mengapa saya membantu, bahwa di akar rumput terutama di Jawa Timur, yang saya lihat bahwa kontestasi antara Pak Prabowo dan Pak Jokowi ditarik menjadi kontestasi antara NU dan bukan NU," ujar Gus Irfan.

Cucu Pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari, Gus Irfan (tengah), bergabung di Tim Kampanye Prabowo-Sandiaga dan ditunjuk jadi Juru Bicara
Cucu Pendiri Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asyari, Gus Irfan (tengah), bergabung di Tim Kampanye Prabowo-Sandiaga dan ditunjuk jadi Juru Bicara (Kompas.com/KRISTIAN ERDIANTO)

"Karena itu, saya hadir di sini, untuk menjawab, bukan seperti itu. Mungkin memang lebih banyak NU di kubu Pak Jokowi, tapi banyak juga NU yang di kubunya Pak Prabowo," kata dia.

Sementara itu, calon wakil presiden nomor urut 2, Sandiaga Uno, mengatakan, beberapa bulan terakhir ia sering mendapatkan pertanyaan tentang program ekonomi keumatan di pesantren.

Penunjukan Gus Irfan salah satunya untuk membantu menyampaikan serta mewujudkan program ekonomi keumatan di kalangan pesantren Nahdliyin atau warga NU.

"Gus Irfan akan membantu kinerja kami ke depan untuk mewujudkan program Indonesia adil makmur secara spesifik di lingkungan pesantren Nahdliyin dan kita juga ingin beliau mengisi tambahan topik yang bisa kita cover untuk memperkuat platform dari Prabowo-Sandi," ujar Sandiaga.

Pimpinan tertinggi

Munculnya orang kuat NU yang memperkuat Prabowo-Sandiaga mengundang tim Jokowi-Ma'ruf ikut angkat suara.

Menurut mereka, ada perbedaan mendasar dalam memposisikan tokoh NU di kubu Jokowi-Ma'ruf.

Pasangan bakal calon Presiden dan Wakil Presiden RI, Joko Widodo dan Maruf Amin tiba untuk menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (12/8/2018).
Pasangan bakal calon Presiden dan Wakil Presiden RI, Joko Widodo dan Maruf Amin tiba untuk menjalani pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta, Minggu (12/8/2018). (KOMPAS.COM/GARRY ANDREW LOTULUNG)

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Arsul Sani, mengatakan, pihaknya tak sekadar menjadikan tokoh NU sebagai juru bicara, melainkan cawapres.

"Di kami ini orang NU-nya pimpinan tertinggi Rais Aam NU loh. Pemimpin tertinggi NU kami jadikan cawapres, bukan sekadar anggota juru bicara," ujar Arsul.

Arsul yakin tak banyak dukungan warga NU yang berhasil diraih Prabowo-Sandiaga.

"Yang tampil itu orang tertinggi NU, Rais Aam NU. Dari sisi psikologis politik warga NU, Pilpres 2019 itu pertaruhan gengsi politiknya orang NU," kata Arsul.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved