Budaya Gotong Royong Mulai Hilang, Warga Toddopulia Gelar Pertemuan
Keserasian Sosial ingin mendorong warga untuk kembali meningkatan budaya gotong royong yang sudah mulai hilang.
Penulis: Ansar | Editor: Nurul Adha Islamiah
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN TIMUR.COM, MAROS - Forum Keserasian Sosial, Desa Toddopulia, Kecamatan Tanralili, Maros, gelar sarasehan atau pertemuan dengan warga. Pertemuan berlangsung di aula kantor desa, Kamis (18/10/2018).
Pertemuan dengan melibatkan Dinas Sosial Provinsi Sulsel dan Maros tersebut, digelar untuk memperkuat harmonisasi dan mengembalikan gotong royong warga.
Keserasian Sosial ingin mendorong warga untuk kembali meningkatan budaya gotong royong yang sudah mulai hilang.
Jika memiliki perkerjaan, warga mulai menyewa tenaga kerja, padahal pekerjaan tersebut bisa digotong royong. Diantaranya, pembuatan jalan setapak.
Kepala Bidang Perlindungan Jaminan Sosial (Lingjamsos) Dinas Sosial Sulsel, Abdul Rahman Saleh mengatakan, budaya gotong royong, harus digalakkan lagi. Saat ini, gotong royong mulai hilang.
"Kita harus bekerjasama untuk mengembalikan ciri khas warga, yakni gotong royong. Dengan gotong royong, kita bisa melakukan banyak hal, khususnya membangun desa," katanya.
Kabid Lingjamsos Dinsos Maros, Andi Unru mengatakan, jika gotong royong kembali maksimal, maka banyak hal yang akan bisa dicapai, diantaranya mencegah terjadinya konflik sosial.
"Secara otomatis, gotong royong ini dapat mengurangi berbagai konflik sosial. Jika gotong royong digencarkan, konflik yang ada di masyarakat secara perlahan dapat diredam," katanya.
Ketua Forum Keserasian Sosial, Nawir berharap budaya gotong royong tersebut, dapat kembali dimaksimalkan demi membangun dan menjaga silaturahmi warga.
Dia berharap, pihak desa mendukung upaya Forum Keserasian, untuk mengkaktifkan gotong royong. Dengan gotong royong, warga tidak perlu mengeluarkan biaya banyak, untuk bayar tukang.
"Semoga warga dapat mengembalikan budaya gotong royong. Itu semua juha butuh dukungan dari pihak pemerintah desa dan Dinsos," katanya. (*)
