Tak Banyak Yang Tahu, Berikut Kisah 3 Pengibar Bendera Putih Saat Proklamasi 17 Agustus 1945
Tak Banyak Yang Tahu, Berikut Kisah 3 Pengibar Bendera Putih Saat Proklamasi 17 Agustus 1945
Ia menjalani pendidikan dasar di Noormal School dan AMS di Surakarta. Setelah itu, melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI).
Selama masa pergerakan, SK Trimurti aktif di Partai Indonesia (Partindo).
Ia juga berkarier sebagai guru sekolah dasar.
Berprofesi sebagai guru tak menghentikannya tetap berkarya melalui tulisan.
SK Trimurti sempat dipenjara karena mendistribusikan leaflet anti-kolonial.
Selama di penjara, tulisan yang dihasilkannya justru semakin kritis.
Setelah menikah dengan Sayuti Melik, ia bersama Sayuti mendirikan Koran Pesat di Semarang, yang sempat dibredel pada masa penjajahan Jepang.
Saat proklamasi kemerdekaan, bersama Latief dan Suhud, ia turut bertugas sebagai pengibar bendera.
SK Trimurti pernah menjadi Menteri Tenaga Kerja pertama di Indonesia di bawah Perdana Menteri Amir Syarifudin yang menjabat pada 1947-1948.
Setelah itu, dia aktif dalam organisasi perempuan yang didirikannya, Gerwis, yang pada 1950 berubah menjadi Gerwani.
SK Trimurti pernah dipenjara karena tuduhan Gerwani dekat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).(*)
Baca: Jadwal Live & Prediksi Indonesia vs Laos, Laga Krusial Garuda Lolos 16 Besar Sepakbola Asian Games
Baca: Kabar Bahagia Buat CPNS! Selain Kenaikan Gaji 2019, Juga Tetap Dapat Gaji 13 dan 14 Ini Besarannya
Baca: Sscn.bkn.go.id - Terbaru, 10 Info CPNS 2018 Usai Ganti Menteri: Rapat Panitia, Jadwal, Menpan.go.id
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Tiga Pengibar Merah Putih Saat Proklamasi 17 Agustus 1945",