Tak Banyak Yang Tahu, Berikut Kisah 3 Pengibar Bendera Putih Saat Proklamasi 17 Agustus 1945
Tak Banyak Yang Tahu, Berikut Kisah 3 Pengibar Bendera Putih Saat Proklamasi 17 Agustus 1945
Berita kekalahan Jepang dari Sekutu akhirnya sampai ke Indonesia.
Momentum ini dianggap kalangan muda sebagai kesempatan bagi Soekarno dan Hatta untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Mereka kemudian membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok dan mendesak Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan.
Upaya ini berhasil hingga akhirnya pembacaan proklamasi dilakukan di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada 17 Agustus 1945.
Latief Hendraningrat termasuk orang yang mempunyai peran dalam peristiwa bersejarah tersebut.
Sebelum acara dimulai, Latief dipercaya untuk mengamankan lokasi.
Baca: Jadwal Live & Prediksi Indonesia vs Laos, Laga Krusial Garuda Lolos 16 Besar Sepakbola Asian Games
Baca: Kabar Bahagia Buat CPNS! Selain Kenaikan Gaji 2019, Juga Tetap Dapat Gaji 13 dan 14 Ini Besarannya
Baca: Sscn.bkn.go.id - Terbaru, 10 Info CPNS 2018 Usai Ganti Menteri: Rapat Panitia, Jadwal, Menpan.go.id
Ia juga menempatkan prajuritnya di sekitar Pegangsaan dan mengamankan jalannya acara penting itu.
Setelah pembacaan naskah proklamasi oleh Soekarno, dilakukan pengibaran bendera Merah Putih.
Ketika itu, Latief memakai seragam tentara Jepang karena merupakan pasukan PETA.
Ia bersama Suhud Sastro Kusumo mengibarkan bendera Merah Putih pertama setelah proklamasi kemerdekaan.
Pasca-kemerdekaan, Latief juga berkontribusi saat Indonesia menghadapi agresi militer Belanda.
Ia mengamankan Yogyakarta yang ketika itu menjadi Ibu kota RI bersama Jenderal Soedirman.
Setelah penyerahan kedaulatan oleh Belanda, Latief bertugas di Markas besar (Mabes) Angkatan Darat.
Dan pernah bertugas di Filipina dan Washington.
Setelah kembali ke Indonesia, ia menjadi pimpinan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SSKD) kini Seskoad.